Berkah MBG, penjualan telur asin warga Madiun naik hingga 5.000 butir

Update: 2025-12-22 08:23 GMT

Foto : BGN

Elshinta Peduli

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) membawa dampak nyata bagi pelaku usaha kecil di desa. Salah satunya dirasakan Yayak Surayak, peternak itik sekaligus perajin telur asin asal Dusun Penjalinan, Desa Sidorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Usaha yang sebelumnya berjalan terbatas, kini berkembang pesat setelah menjadi pemasok dapur MBG.

Sebelum terlibat dalam program MBG, Yayak hanya mampu menjual sekitar 100 hingga 200 butir telur asin per minggu. Namun kini, sekali pengiriman ke dapur MBG, ia bisa memasok 3.000 hingga 5.000 butir telur asin per pekan. Artinya, terjadi lonjakan penjualan hingga 2.900–4.900 persen.

“Alhamdulillah, sejak adanya MBG di sini, peternak itik seperti kami sangat terbantu. Dulu paling banyak 100 sampai 200 butir per minggu, sekarang sekali kirim bisa 3.000 sampai 5.000 butir dan langsung dibayarkan,” kata Yayak dalam keterangannya pada akhir pekan lalu.

Peningkatan permintaan tersebut tak hanya mengangkat ekonomi keluarganya, tetapi juga membuka lapangan kerja baru bagi warga sekitar. Jika sebelumnya seluruh proses pembuatan telur asin dikerjakan sendiri, kini Yayak kewalahan memenuhi pesanan tanpa bantuan tenaga tambahan.

“Sekarang ada empat sampai lima orang ibu-ibu tetangga yang membantu produksi, ditambah satu orang khusus untuk pengepakan,” ujarnya.

Yayak menjelaskan, telur asin untuk menu MBG memiliki spesifikasi khusus, yakni tidak terlalu asin. Hal ini justru membuat proses produksi menjadi lebih singkat. Jika telur asin untuk pasar umum memerlukan waktu pengasinan sekitar 12 hingga 15 hari, telur asin untuk MBG cukup diproses selama tujuh hingga delapan hari.

Elshinta Peduli

“Supaya rasanya tidak terlalu asin, waktu pengasinannya memang lebih cepat,” jelasnya.

Seiring meningkatnya permintaan dari beberapa dapur MBG di wilayah Kecamatan Kebonsari dan sekitarnya, Yayak mulai memikirkan pengembangan usahanya. Ia kini memperluas kandang dan menambah jumlah itik untuk menjaga ketersediaan bahan baku.

“Kita tambah bebeknya dulu, kita kembangkan peternakannya supaya bisa terus menyuplai,” katanya.

Dengan perputaran usaha yang semakin cepat dan omzet yang melonjak tajam, Yayak berharap program MBG dapat terus berlanjut. Menurutnya, program ini menjadi penopang penting bagi pelaku usaha kecil di desa.

“Perajin kecil seperti saya sangat terbantu. Omzet naik sampai ribuan persen, uangnya cepat berputar, dan dampaknya langsung dirasakan masyarakat karena banyak warga yang bisa bekerja,” pungkasnya.

Kisah Yayak menjadi contoh bagaimana Program Makan Bergizi Gratis tidak hanya berdampak pada pemenuhan gizi, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal dan memperkuat kesejahteraan warga desa. (*)

Tags:    
Elshinta Peduli

Similar News