BMKG peringatkan potensi cuaca ekstrem sepekan di NTB
Kondisi bencana banjir yang melanda warga di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi NTB dampak cuaca ekstrem hujan lebat yang disertai angin kencang, Senin (12/05/2025) ANTARA/HO-Humas Pemkab Lombok Tengah
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis informasi terkait potensi cuaca ekstrem yang ditandai dengan peningkatan curah hujan di seluruh wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dari tanggal 11 sampai 16 Desember 2025.
"Analisis dinamika atmosfer menunjukkan ada sejumlah gangguan signifikan yang memicu cuaca ekstrem," kata Kepala Stasiun Meteorologi BMKG NTB Satria Topan Primadi di Mataram, Kamis.
Berdasarkan hasil pemantauan BMKG, aktivitas gelombang Equatorial Rossby dan gelombang Kelvin terdeteksi sedang aktif melintas di wilayah Nusa Tenggara Barat. Kedua gelombang atmosfer itu dapat meningkatkan pembentukan awan hujan dan memicu cuaca ekstrem.
BMKG juga melaporkan ada zona pertemuan angin atau konvergensi di atas Nusa Tenggara Barat dan pola angin siklonik di wilayah selatan provinsi tersebut. Kondisi itu memperkuat proses pembentukan awan konvektif yang berpotensi menghasilkan hujan lebat, petir, dan angin kencang.
Faktor lain gangguan atmosfer adalah kelembapan udara di berbagai level ketinggian yang terpantau basah, sehingga mendukung pertumbuhan awan hujan.
Satria mengungkapkan liabilitas atmosfer yang kuat saat ini memungkinkan terjadinya perkembangan awan comulonimbus secara cepat dalam skala lokal.
Menurutnya, keempat faktor gangguan atmosfer tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan comulonimbus di sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Barat.
"Kondisi itu berpeluang memicu hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir, kilat, dan angin kencang," ujarnya.
Selain peningkatan curah hujan, BMKG melaporkan ada potensi gelombang tinggi mencapai 1,25 meter sampai 2,5 meter di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, dan perairan Samudera Hindia bagian selatan wilayah Nusa Tenggara Barat.
Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah rawan bencana diimbau agar terus waspada dan siaga terutama saat terjadi hujan lebat untuk mengantisipasi dampak, seperti banjir, banjir bandang, banjir rob, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, sambaran petir, dan pohon tumbang.