Densus 88 tangkap empat pendukung ISIS di Sumbar dan Sumut

Update: 2025-10-07 11:00 GMT

Arsip - Sejumlah barang bukti yang diamankan oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri dari penangkapan terduga anggota kelompok teroris terafiliasi ISIS di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu (24/5/2025). (ANTARA/HO-Divisi Humas Polri)

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap empat orang yang masuk dalam jaringan pendukung ISIS di Sumatera Barat (Sumbar) dan Sumatera Utara (Sumut) pada 3 dan 6 Oktober 2025.

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana mengatakan bahwa empat terduga teroris tersebut tergabung dalam kelompok Ansharut Daulah dan aktif menyebarkan serta memprovokasi aksi teror melalui media sosial.

“Mereka membuat dan membagikan konten-konten yang mendukung Daulah ISIS,” kata Mayndra di Jakarta, Selasa.

Mayndra mengungkapkan, keempat pelaku itu berinisial RW, KM, AY, dan RR.

Dia merincikan, RW ditangkap di Kota Padang, Sumbar, pada 3 Oktober 2025. RW berperan aktif membuat konten propaganda tentang Daulah ISIS.

Kemudian, KM ditangkap di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar, pada 6 Oktober 2025. KM berperan menyebarkan propaganda di media sosial dan mengunggah gambar senjata api di akun media sosial miliknya.

Lalu, AY ditangkap di Kota Padang, Sumbar, pada 6 Oktober 2025. AY berperan sebagai konten kreator propaganda ISIS dan aktif melakukan propaganda di media sosial.

Terakhir, RR ditangkap Kota Tanjung Balai, Sumut, pada 6 Oktober 2025. RR berperan aktif memprovokasi aksi teror dan menyebarkan dukungan terhadap ISIS.

Dari pengungkapan ini, Densus 88 mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya satu rompi hijau berloreng, tiga lembar kertas bergambarkan logo ISIS, serta tiga buku berjudul Kupas Tuntas Khilafah Islamiyyah, Melawan Penguasa, dan Al Qiyadah wal Jundiyah yang berisi ajaran tentang penegakan Daulah Islamiyah.

Mayndra pun mengingatkan masyarakat bahwa radikalisasi di media sosial masih masif dan dapat memengaruhi siapa saja, terutama generasi muda.

“Lebih waspada terhadap setiap bentuk provokasi dan penyebaran propaganda radikal di media sosial,” katanya.

Selain itu, ia juga meminta masyarakat untuk aktif mengawasi lingkungan sekitar, termasuk keluarga dan anak-anak, agar tidak terpapar ideologi ekstrem.

Similar News