Enam bulan Sekolah Rakyat berjalan, kesehatan hingga disiplin siswa meningkat

Update: 2025-12-14 03:50 GMT

Suasana belajar di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 6, Jakarta Timur Kamis (11/12/2025). Foto : Radio Elshinta Hutomo Budi

Elshinta Peduli

Program Sekolah Rakyat yang telah berjalan selama enam bulan menunjukkan dampak positif terhadap perkembangan siswa, terutama dari sisi kesehatan, kedisiplinan, karakter, hingga kepercayaan diri anak.

Kepala Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 6, Jakarta Timur, Regut Sutrasto, mengatakan bahwa anak-anak yang sebelumnya memiliki kondisi kebugaran rendah kini mengalami peningkatan kesehatan yang signifikan.

“Selama enam bulan ini, kesehatan anak-anak cukup terjaga. Setiap akhir bulan kami melakukan penimbangan berat badan, dan rata-rata anak mengalami kenaikan sekitar dua kilogram per bulan,” kata Regut pada Elshinta, Kamis (11/12/2025).

Menurutnya, peningkatan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh asupan makanan bergizi, tetapi juga oleh pola hidup teratur yang diterapkan di lingkungan sekolah berasrama.

“Dari bangun pagi sampai tidur kembali, aktivitas anak-anak sudah terprogram. Mulai dari ibadah, kebersihan diri dan lingkungan, sarapan, pembelajaran, hingga refleksi sore hari,” ujarnya.

Regut menambahkan, penerapan pola hidup teratur berdampak langsung pada pembentukan karakter dan kedisiplinan siswa. Anak-anak yang awalnya belum terbiasa dengan keteraturan kini mulai menunjukkan perubahan sikap.

Elshinta Peduli

“Karakter disiplin, tanggung jawab, dan kepemimpinan sudah mulai terbentuk. Kebugaran anak juga terlihat jauh lebih baik dibandingkan saat pertama masuk,” jelasnya.

Dari sisi psikologis, Regut mengakui sebagian siswa sempat mengalami rasa rindu rumah atau homesick pada masa awal masuk asrama. Namun, pendekatan empati yang dilakukan guru dan pengasuh mampu membuat anak-anak beradaptasi.

“Kami memposisikan diri sebagai pengganti orang tua. Anak-anak punya ruang untuk bercerita dan menyampaikan kendala. Lambat laun mereka merasa nyaman dan tumbuh rasa kekeluargaan,” ujarnya.

Selain itu, rasa percaya diri siswa juga mengalami peningkatan. Anak-anak yang sebelumnya minder kini mulai berani tampil di depan sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.

Dalam bidang akademik, Regut menyebut pihak sekolah masih terus melakukan peningkatan secara bertahap. Ia mengatakan bahwa Sekolah Rakyat tidak menerapkan seleksi akademik pada saat penerimaan siswa.

“Kami fokus membangun fondasi dulu. Akademik terus kami tingkatkan, termasuk pengembangan bakat dan minat,” ujarnya.

Salah satu keunggulan Sekolah Rakyat adalah pemanfaatan teknologi digital. Anak-anak mulai diperkenalkan dengan penggunaan laptop dan pembelajaran desain grafis sebagai muatan lokal.

“Anak-anak sudah terbiasa menggunakan perangkat digital. Ini menjadi bekal penting, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu,” kata Regut.

Terkait sistem pendidikan berasrama, Regut menegaskan tidak ada unsur paksaan. Beberapa siswa memang memilih mengundurkan diri di awal karena belum siap tinggal jauh dari orang tua.

“Sekarang ini bisa dibilang seleksi alam. Anak-anak yang bertahan sudah nyaman, tidak ada keluhan, semuanya menjalani kegiatan bersama,” ujarnya.

Ke depan, Sekolah Rakyat menargetkan siswa memiliki semangat juang tinggi dan siap melanjutkan pendidikan ke sekolah-sekolah unggulan.

“Kami ingin anak-anak punya masa depan yang lebih baik. Itu yang terus kami proses dari sekarang,” pungkas Regut.

Hutomo Budi

Tags:    
Elshinta Peduli

Similar News