Kapolri bentuk tim transformasi, Chryshnanda pimpin reformasi Polri

Kapolri bentuk Tim Transformasi Reformasi Polri dipimpin Komjen Pol. Chryshnanda untuk memperkuat akuntabilitas, profesionalisme, dan sinergi Polri dengan masyarakat.

Update: 2025-09-23 06:20 GMT

Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo kemarin resmi membentuk Tim Transformasi Reformasi Polri, langkah strategis untuk memperkuat akuntabilitas dan profesionalisme institusi kepolisian. Kapolri menunjuk Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri, Komjen Pol. Chryshnanda Dwilaksana, sebagai Ketua Tim. Dengan pembentukan tim ini, kini ada dua tim yang memiliki misi reformasi kepolisian. Sebelumnya, Komite Reformasi Kepolisian dibentuk oleh Istana, dengan Ahmad Dofiri sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Keamanan, Ketertiban Masyarakat, dan Reformasi Kepolisian.

Dalam wawancara eksklusif Elshinta, Ketua Tim Akselerasi Reformasi Polri, Komjen Pol. Prof. Chryshnanda Dwilaksana, menegaskan pentingnya dinamika dan kesadaran kolektif.

“Sebagai anak bangsa, kita harus terus dinamis, selalu memikirkan bagaimana memperbaiki kesalahan masa lalu,” ujarnya.

Chryshnanda menekankan bahwa polisi yang bekerja di ranah birokrasi maupun masyarakat harus bekerja dengan tulus. “Jangan menganggap ini seperti tim sepak bola yang saling berhadapan. Kita harus bersama-sama mencari solusi, dengan keterbukaan yang menunjukkan negara yang demokratis,” tegasnya.

Tujuan akhirnya adalah meningkatkan daya saing bangsa dan kualitas hidup masyarakat. Polisi dan masyarakat perlu bersinergi menjamin keamanan serta rasa aman dan nyaman.

“Kita jangan mencari kesalahan untuk disalahkan. Belajar dari kesalahan harus dimulai dari diri masing-masing. Setiap anggota polisi harus sadar bahwa menjadi polisi adalah panggilan,” tambahnya.

Menurut Chryshnanda, kelompok yang dapat bertahan adalah yang dinamis, mampu memahami, mencari solusi, dan menemukan jalan tengah. Reformasi bukan sekadar perubahan administratif, tetapi bagian dari peradaban. Selain itu, literasi polisi bukan hanya kemampuan baca-tulis, tetapi mengubah mindset agar setiap tindakan memberi manfaat bagi masyarakat.

Dialog dan evaluasi terus dilakukan, karena apa yang dilakukan belum tentu selalu tepat. Polisi tidak hanya berbakti pada institusi, tetapi juga berbangsa.

“Kami senantiasa berkomitmen melindungi dan mengayomi masyarakat,” pungkasnya. (Red)

Tags:    

Similar News