Korlantas Polri prediksi 2 puncak arus mudik Nataru 2025, ini tanggal kritisnya

Update: 2025-12-20 01:35 GMT

Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Pol Aries Syahbudin. Foto : Situs Korlantas Polri

Elshinta Peduli

Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri memprediksi akan terjadi dua gelombang puncak arus mudik dan arus balik selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Prediksi tersebut didasarkan pada hasil survei Kementerian Perhubungan, simulasi pengelola jalan tol, serta pemetaan lapangan yang telah dilakukan sejak dua bulan terakhir.

Korlantas Polri memprediksi dua gelombang puncak arus mudik, yakni:

20 Desember 2025

24 Desember 2025 (paling krusial)

Sementara untuk arus balik, puncaknya diperkirakan terjadi pada:

2 Januari 2026

4 Januari 2026 (tertinggi)

Kepolisian secara terpusat menggelar Operasi Lilin 2025 untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru. Operasi ini diawali dengan apel gelar pasukan serentak di seluruh Indonesia, yang dipusatkan di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, dan dipimpin langsung oleh Kapolri bersama Panglima TNI.

“Polri secara terpusat melaksanakan Operasi Lilin 2025, dan sore ini dilaksanakan gelar pasukan secara serentak di seluruh Indonesia,” papar Kepala Bagian Operasi Korlantas Polri, Kombes Pol Aries Syahbudin dalam wawancara di Edisi Pagi Radio Elshinta Jumat, (19/12/2025).

Kombes Aries Syahbudin menyatakan telah melakukan tahapan persiapan sejak jauh hari, mulai dari survei jalur, pemetaan titik rawan, hingga operasi kepatuhan untuk menciptakan kondisi lalu lintas yang aman menjelang Nataru.

Elshinta Peduli

“Kami sudah melaksanakan survei jalur, memetakan potensi permasalahan di pelabuhan, lokasi wisata, lokasi keramaian, hingga tempat ibadah Natal,” jelasnya.

Berbeda dengan Operasi Ketupat saat Lebaran, pola pergerakan masyarakat pada Nataru dinilai lebih menyebar dan tidak terfokus pada satu wilayah asal tertentu.

“Berdasarkan survei, provinsi asal pergerakan masyarakat terbesar justru bukan Jakarta. Jakarta menempati urutan keempat setelah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat,” ungkapnya.

Dalam Operasi Lilin 2025, Korlantas Polri membagi fokus pengamanan ke dalam empat klaster utama, yakni:

Tol dan jalan arteri

Pelabuhan dan penyeberangan

Lokasi ibadah Natal

Kawasan wisata dan perayaan Tahun Baru

Berbagai skema rekayasa lalu lintas disiapkan, mulai dari pengalihan arus, kontraflow, hingga one way, yang penerapannya bersifat situasional dan berbasis data.

“Seluruh cara bertindak akan dilakukan dengan mempertimbangkan situasi aktual dan prediksi bangkitan lalu lintas yang kami miliki,” tegasnya.

“Kami harapkan masyarakat bisa memilih waktu perjalanan yang lebih lengang, misalnya pada 3 Januari, karena berdasarkan survei terjadi sedikit penurunan volume kendaraan,” ujarnya.

Ruas tol favorit selama Nataru masih didominasi Tol Jakarta–Cikampek, akses ke Bandung, serta jalur menuju kawasan wisata seperti Puncak. Korlantas juga menyiapkan tol fungsional Probolinggo Timur–Kraksaan yang dapat digunakan secara situasional untuk mengantisipasi kepadatan menuju Banyuwangi dan penyeberangan ke Bali.

“Tol fungsional akan dioperasionalkan apabila jalur eksisting sudah tidak memadai secara level of traffic,” katanya.

Antisipasi cuaca ekstrem dan kondisi Sumatra

Korlantas Polri turut mengantisipasi potensi cuaca ekstrem berdasarkan prediksi BMKG, khususnya setelah 29 Desember hingga 10 Januari, yang diperkirakan terjadi peningkatan curah hujan di Sumatera bagian selatan, Jawa, hingga Bali.

“Ini perlu diantisipasi karena bersamaan dengan aktivitas liburan, ibadah, dan perjalanan masyarakat,” ujarnya.

Meski beberapa titik di Sumatera terdampak bencana, jalur utama dan jalan tol secara umum masih dapat digunakan.

“Secara umum tol masih bisa beroperasi dengan baik, hanya ada beberapa titik gangguan di lokasi bencana,” jelasnya.

Untuk malam pergantian tahun, pengamanan dan pengaturan lalu lintas diserahkan kepada kepala operasi di masing-masing daerah, menyesuaikan karakteristik wilayah seperti alun-alun kota, kawasan pantai, dan pusat keramaian.

Sementara di kawasan Puncak dan Bandung, skema one way, contraflow, hingga ganjil genap tetap disiapkan, namun penerapannya bersifat situasional.

“Ganjil genap itu alternatif. Prinsip kami adalah melayani masyarakat semaksimal mungkin dan meminimalkan kemacetan,” tegasnya.

Aries Syahbudin mengimbau masyarakat untuk melakukan persiapan matang sebelum bepergian.

“Siapkan diri yang sehat, siapkan kendaraan dengan baik, dan patuhi aturan lalu lintas. Komunikasi kita di jalan adalah aturan yang sudah disepakati,” pungkasnya.

Tags:    
Elshinta Peduli

Similar News