Pasar Jaya genjot revitalisasi, Legislator dukung hunian di atas pasar
Radio Elshinta/ BAI
JAKARTA - Transformasi pasar di Kota Jakarta kini bukan sekadar renovasi, tapi strategi besar menuju kota global sekaligus jawaban atas krisis hunian ibu kota.
Anggota Komisi B DPRD Jakarta, Pandapotan Sinaga menegaskan pentingnya berbagai percepatan program-program dari Pasar Jaya. Ia menilai aset strategis Pasar Jaya harus dimaksimalkan untuk menjawab kebutuhan hunian.
“Jakarta kekurangan 250 ribu sampai 300 ribu unit hunian layak. Pasar Jaya punya aset strategis, jangan berhenti di atas kertas,” tegasnya dalam diskusi Balkoters Talk bertajuk “Transformasi Pasar di Kota Jakarta Menuju Kota Global” di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2025).
Legislator Fraksi PDIP itu menekankan pola pembiayaan tidak bisa lagi hanya mengandalkan pemerintah pusat.
Selain itu, skema jangka panjang dengan pihak ketiga dan dana CSR dari swasta harus dioptimalkan.
“Hunian di atas pasar akan memberi akses lebih mudah bagi masyarakat untuk tinggal di tengah kota,” ujarnya.
Ia menambahkan, keberhasilan revitalisasi pasar bukan hanya untuk pedagang, tetapi juga generasi muda, termasuk kalangan pewarta.
"Ke depan, wartawan yang baru menikah dan belum punya rumah pun bisa mendapat hunian layak di tengah kota,” pungkasnya.
Jadi Simbol Kota Modern
Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Agus Himawan, menegaskan langkah revitalisasi kini diarahkan untuk menjadikan pasar sebagai simbol kota modern dan ramah lingkungan.
"Program ini, sekaligus bagian dari strategi besar menjadikan Jakarta sebagai kota global," katanya kepada wartawan Rabu (24/9/2025).
Menurutnya, sejak menjabat pada Agustus 2023 lali, jajaran direksi Pasar Jaya bergerak cepat melakukan modernisasi seluruh pasar di Kota Jakarta.
"Hingga September 2025, sebanyak 67 pasar sudah dicat ulang dengan warna korporasi baru, fasilitas dasar diperbaiki, serta revitalisasi pasar dijalankan lewat skema dana internal, penyertaan modal daerah (PMD), dan kemitraan swasta," ujarnya.
Tak hanya itu, kata Agus, Pasar Jaya tengah menyiapkan pusat pengolahan sampah mandiri di Pasar Induk Kramat Jati.
Targetnya, pada 2026, 95 persen sampah organik pasar bisa diolah langsung tanpa harus ke Bantar Gebang, Jakarta Timur.
“Pasar rakyat harus hadir sebagai ruang ekonomi sekaligus simbol kota modern dan berdaya saing,” jelasnya.
Tak hanya itu, digitalisasi juga menjadi fokus dalam proyeksi kerjanya hal itu karena hingga kini, pembayaran nontunai telah diterapkan di 57 pasar, sementara 30 pasar sudah terhubung dalam sistem pengelolaan digital.
“Tahun ini kami tambah 30 pasar baru dalam program digitalisasi,” ucapnya.
Lebih jauh, Agus menuturkan Pasar Jaya mulai mengembangkan hunian di atas pasar dengan Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung (SKBG).
Proyek perdana di Rusun Pasar Rumput sudah terisi 85 persen, dominasi kalangan milenial, ASN, dan pekerja swasta.
"Ke depan, lima pasar besar seperti Pasar Minggu dan Senen akan jadi lokasi pengembangan hunian terintegrasi," tuturnya.
(BAI)