Pelajar SMAN 72 ucapkan terima kasih atas bantuan Gubernur DKI
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo bersama pelajar Duta Tramtibum (PRABU) dari SMA Negeri 72 Muhammad Akbar Dante di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (13/11/2025). ANTARA/Lifia Mawaddah Putri.
Perwakilan siswa dari SMA Negeri 72, Kelapa Gading, Jakarta Utara, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung wibowo yang telah membantu korban ledakan yang terjadi pada pekan lalu di sekolah tersebut.
“Saya turut berduka cita untuk teman-teman dan angkatan seperjuangan saya, dan terima kasih untuk Pak Gubernur yang membantu teman-teman saya yang terluka karena insiden kemarin,” kata salah satu pelajar Duta Tramtibum (PRABU) dari SMA Negeri 72 Muhammad Akbar Dante di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis.
Dia menangis haru saat mengucapkan kata-kata tersebut di hadapan Pramono Anung. Gubernur DKI itu kemudian mendekat dan menepuk pundak Akbar.
Seluruh siswa dari berbagai sekolah yang hadir dalam acara pengukuhan PRABU 2025 juga ikut bersorak dan bertepuk tangan memberikan semangat kepada Akbar.
Dalam kesempatan tersebut, Akbar turut menyampaikan alasannya menjadi PRABU 2025, yaitu karena ingin menjaga sekolahnya, terutama dari tindakan perundungan dan tawuran.
Selain Akbar, Afsan Rezan yang juga anggota PRABU SMAN 72 menyampaikan agar masyarakat tidak langsung mempercayai hoaks terkait insiden di sekolah tersebut.
“Untuk semuanya, kalau ada berita-berita yang kurang baik soal SMAN 72, tentang bullying, ditunggu konfirmasi yang benar dulu, ya. Jangan termakan hoaks,” ungkap Afsan.
Menanggapi hal tersebut, Pramono mengaku bangga dan bersyukur dengan siswa-siswi yang telah dikukuhkan menjadi PRABU 2025.
Sementara itu, terkait maraknya isu perundungan di SMAN 72 yang diduga menjadi penyebab ledakan di sekolah tersebut pada Jumat (7/11), Pramono menegaskan isu tersebut tidak benar.
“Jadi, persoalan di 72 kan banyak orang berspekulasi. Ini tidak ada hubungan sama sekali dengan diskriminasi. Tidak ada sama sekali dengan intoleransi. Karena yang melakukan itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan itu,” tutur Pramono.