Power Breakfast, Prof Dadan : MBG hadir di daerah bencana Aceh, Sumbar dan Sumut

Pemetaan ulang populasi terdampak dilakukan setiap hari agar jangkauan layanan merata

Update: 2025-12-08 02:10 GMT

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Prof. Dadan Hindayana menjadi tamu dalam program khusus Power Breakfast di Radio Elshinta episode Senin (8/12/2025). Dadan Hindayana memaparkan kesibukannya sekaligus pencapaian terkini Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah mencakup hampir seluruh wilayah Indonesia. Selain memperluas jaringan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), BGN juga memperkuat respon cepat untuk wilayah yang dilanda bencana di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

Kepada news anchor Suwiryo, Prof. Dadan menceritakan rutinitas Senin paginya yang selalu padat dengan penyusunan agenda mingguan, rapat koordinasi, hingga menampung ratusan laporan yang masuk setiap malam. Tugas struktural ini mengharuskannya meninggalkan aktivitas mengajar demi memastikan layanan gizi berjalan konsisten.

"Sarapannya sederhana cukup telur rebus untuk menopang stamina," ungkapnya.

Prof Dadan memaparkan hingga saat ini, tercatat 17.060 SPPG telah beroperasi di 38 provinsi, 509 kabupaten, dan 7.022 kecamatan, dengan potensi melayani hampir 49 juta penerima manfaat, mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, balita, hingga peserta didik PAUD sampai SMA dan santri. Target awal 5.000 SPPG pada 2025 melesat jauh setelah arahan Presiden dan tingginya permintaan publik. BGN kini diarahkan untuk memenuhi target 82,9 juta penerima manfaat, dengan proyeksi minimal 60 juta warga yang dilayani tahun ini.

Untuk menjamin kualitas layanan, BGN menerapkan batas maksimal 3.000 penerima per SPPG atau 2.500 jika tidak memiliki juru masak profesional. Standar keamanan pangan diperkuat melalui uji bahan baku, protokol sterilisasi, penggunaan air bersertifikat, serta pelatihan penjamah makanan.

"Pengawasan dilakukan dua kali seminggu oleh Deputi Pengawasan, Inspektorat, BPOM, Dinas Kesehatan Daerah, dan lembaga publik seperti BPKP, Ombudsman, hingga KPAI dan setiap SPPG wajib menampilkan menu harian secara terbuka sebagai bentuk kontrol sosial," papar Dadan Hindayana.

MBG membantu warga terdampak bencana

Dalam beberapa pekan terakhir, BGN mengerahkan layanan MBG untuk membantu warga terdampak bencana di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

"SPPG terdekat dimobilisasi untuk menyediakan makanan bergizi siap konsumsi bagi ibu hamil, ibu menyusui, balita, serta anak sekolah yang mengungsi," ungkap Dadan.

"Untuk wilayah yang tidak memiliki SPPG dalam radius jangkauan normal, 4 km di perkotaan dan 6 km di pedesaan BGN, membangun SPPG terpencil sebagai pos layanan gizi darurat," tambahnya.

Prof Dadan menjelaskan pendampingan lapangan dilakukan untuk memastikan rantai pasok bahan makanan aman, dapur tetap higienis meski dalam situasi krisis, dan distribusi makanan berlangsung cepat. Setiap menu disesuaikan dengan kondisi pengungsian agar mudah disimpan, aman dikonsumsi, serta tetap memenuhi kebutuhan gizi kelompok rentan.

Prof. Dadan menegaskan bahwa tidak boleh ada satu pun ibu hamil, balita, atau anak sekolah di wilayah bencana yang terlewat dari layanan MBG. Pemetaan ulang populasi terdampak dilakukan setiap hari agar jangkauan layanan benar-benar merata.

Di tengah tingginya tekanan pekerjaan, Prof. Dadan menyampaikan bahwa keluarganya memahami perannya. "Waktu bersama tetap dijaga pada pagi hari sebelum berangkat kerja dan sesekali di akhir pekan," pungkas Prof Dadan Hindayana menutup wawancara. (Nak)

Tags:    

Similar News