Prabowo: 13T uang negara diselamatkan, bisa bangun 8.000 sekolah dan 600 kampung nelayan
Presiden Prabowo Subianto menyaksikan penyerahan uang pengganti kerugian negara tindak pidana korupsi pemberian fasilitas ekspor CPO dan turunannya pada industri kelapa sawit tahun 2022 di gedung Kejaksaan Agung RI, Senin (20/10/2025). Foto : Radio Elshinta Hutomo Budi
Presiden Prabowo Subianto menyaksikan penyerahan uang pengganti kerugian negara dalam tindak pidana korupsi pemberian fasilitas ekspor CPO dan turunannya pada industri kelapa sawit tahun 2022 di gedung Kejaksaan Agung RI, Senin (20/10/2025).
Kepala negara mengatakan uang senilai Rp13,255 triliun dari kasus tindak pidana korupsi di sektor perkebunan kelapa sawit merupakan capaian besar yang berdampak nyata bagi rakyat Indonesia.
Presiden menyebut uang ini bisa digunakan untuk memperbaiki sekolah dan membangun kampung nelayan modern.
“Uang ini bisa digunakan untuk memperbaiki lebih dari 8.000 sekolah atau membangun 600 kampung nelayan modern, yang masing-masing bernilai sekitar Rp22 miliar,” ujar Prabowo.
Presiden Prabowo mengutarakan bahwa satu kampung nelayan dapat menampung sekitar 2.000 kepala keluarga atau sekitar 5.000 jiwa.
“Artinya, dana sebesar itu bisa memberi kehidupan yang lebih layak bagi 5 juta rakyat Indonesia,” ucapnya.
Prabowo menegaskan bahwa tindakan korupsi dan manipulasi terhadap kekayaan alam Indonesia merupakan perbuatan kejam dan tidak manusiawi. Kepala negara menyebut perilaku tersebut bisa digolongkan sebagai “subversi ekonomi” karena merugikan rakyat dan negara.
“Hasil bumi dan air ini milik bangsa Indonesia. Tapi rakyat dibiarkan kesulitan minyak goreng, sementara hasilnya dikeruk dan dibawa ke luar negeri. Ini sangat kejam dan tidak manusiawi,” tegasnya.
Prabowo juga menekankan pentingnya integritas aparat penegak hukum, agar tidak melakukan kriminalisasi terhadap rakyat kecil. Presiden mengingatkan agar jaksa dan polisi tidak bersikap “tajam ke bawah, tumpul ke atas”.
“Orang kecil sudah hidup susah, jangan diperberat. Kalau ada anak mencuri ayam atau ibu-ibu mencuri pohon karena lapar, itu harusnya dibantu, bukan ditangkap,” kata Prabowo.
Prabowo juga berpesan agar seluruh lembaga hukum menjaga hati nurani dan bekerja di jalan yang benar. Ia menegaskan bahwa harta yang diperoleh dengan mengorbankan rakyat adalah harta haram yang hanya membawa penderitaan.
Menandai satu tahun masa kepemimpinannya sebagai Presiden, Prabowo menyebut momentum penyerahan uang pengganti kerugian negara ini sebagai pertanda baik.
“Di hari satu tahun saya menjabat, saya melihat bukti nyata bahwa pemerintah dan Kejaksaan bekerja keras dan berani untuk menyelamatkan kekayaan bangsa. Ini pertanda baik untuk Indonesia yang bangkit,” pungkasnya.
Turut hadir pada acara itu diantaranya Jaksa Agung ST Burhanuddin, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Mensesneg Prasetyo Hadi, Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh, dan sejumlah pejabat tinggi negara lainnya.
Hutomo Budi