Tim SAR evakuasi pelajar yang alami hipotermia di Anambas
Tim Sar mengantarkan pelajar ke RSUD Tarempa pada Sabtu (13/9/2025) malam. ANTARA/HO-KPP Natuna
Tim SAR Gabungan Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, berhasil mengevakuasi empat orang pelajar SMP yang mengalami hipotermia setelah kapal yang mereka tumpangi kandas di Perairan Sene, Sabtu malam.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Natuna, Abdul Rahman, dikonfirmasi dari Natuna, Ahad, menjelaskan insiden tersebut terjadi saat sebuah pompong (kapal kayu bermesin) membawa puluhan warga dari Desa Nenak usai bermain sepak bola. Dalam perjalanan pulang, kapal mengalami kandas akibat cuaca buruk.
“Ketika kapal kandas, kondisi perairan diguyur hujan deras disertai angin. Situasi ini membuat empat orang pelajar kedinginan hingga mengalami hipotermia,” kata Abdul Rahman.
KPP Natuna menerima laporan kejadian kecelakaan laut itu sekitar pukul 19:35 WIB. Setelah melakukan persiapan, tim SAR bergerak menuju lokasi pada pukul 19:55 WIB dengan peralatan evakuasi darurat.
Tim SAR Gabungan yang terdiri atas KPP Natuna, aparat TNI-Polri, pemerintah serta dibantu nelayan setempat, segera mengevakuasi korban. Fokus utama penyelamatan diarahkan kepada empat pelajar yang kondisinya melemah akibat hipotermia.
“Empat korban segera kami evakuasi ke RSUD Tarempa untuk mendapatkan penanganan medis. Sementara penumpang lainnya dibantu dua unit pompong nelayan untuk kembali ke daratan,” ujar dia.
Total penumpang kapal diperkirakan lebih dari 50 orang. Setelah dilakukan penyisiran dan pendataan, seluruh penumpang dinyatakan selamat dan telah kembali ke daratan pada pukul 21:00 WIB.
“Syukur alhamdulillah, semua penumpang dalam kondisi selamat. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” ujarnya.
Ia menjelaskan Kepulauan Anambas merupakan salah satu wilayah kerja KPP Natuna. Untuk mempercepat respon operasi pencarian dan pertolongan, pihaknya telah menyiapkan Pos SAR di Tarempa serta unit siaga SAR di Letung.
Abdul Rahman mengimbau masyarakat pesisir dan nelayan agar lebih berhati-hati saat melakukan perjalanan laut, terutama di musim hujan yang sering disertai gelombang tinggi dan angin kencang.
“Kami minta masyarakat selalu memperhatikan faktor keselamatan sebelum berlayar, seperti menggunakan alat pelampung, memperhatikan kondisi cuaca, serta tidak memaksakan perjalanan jika kondisi tidak memungkinkan,” katanya menegaskan.