APEC jadi ajang RI perluas investasi hijau dan digital
Presiden Prabowo Subianto tiba di Pangkalan Udara Gimhae, Busan, Korea Selatan, Kamis malam (30/10/2025) dalam rangka menghadiri KTT APEC 2025 di Gyeongju pada 31 Oktober–1 November 2025. ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden.
Indonesia didorong supaya dapat mengoptimalkan momentum Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) 2025 untuk menarik investasi dalam sektor berkelanjutan dan inovasi digital dengan negara-negara mitra.
“Indonesia perlu memastikan bahwa agenda APEC yang menekankan konektivitas digital, keberlanjutan, dan inovasi teknologi dapat dimanfaatkan untuk menarik investasi strategis dalam sektor energi hijau dan ekonomi digital,” kata Wakil Ketua Departemen Hubungan Internasional BINUS University Dian Novikrisna dalam agenda bersama Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS).
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, Dian menyebut Korea Selatan sebagai negara kekuatan menegah teknokratis yang memimpin agenda digitalisasi dan keberlanjutan menyusul posisinya sebagai tuan rumah KTT APEC tahun ini.
Posisi tersebut, lanjutnya, menjadikan Korsel menjadi mitra yang semakin potensial bagi Indonesia dalam meningkatkan investasi di sektor keberlanjutan dan inovasi digital.
Dian menyampaikan bahwa total investasi kumulatif Korsel di Indonesia mencapai 11.3 miliar dolar AS pada kurun waktu 2020-2024, sementara Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (IK-CEPA) yang berlaku sejak 2023 telah membuka jalan bagi liberalisasi tarif, transfer ekonomi, dan pengembangan ekonomi digital bilateral.
Indonesia dan Korsel pun sudah menjalin kerja sama pertahanan dalam bentuk pengembangan industri pertahanan bersama dan proyek jet tempur bersama KF-21 Boramae, kata akademisi BINUS University itu.
Namun demikian, ia mengingatkan supaya Indonesia memastikan optimalnya transfer teknologi, menyeimbangkan kepentingan investasi asing dengan pembangunan kapasitas domestik, serta menghindari ketergantungan berlebihan pada satu mitra atau "terjebak dalam dinamika geopolitik yang kompleks" dalam meningkatkan kerja sama tersebut.
Sementara itu, Pendiri ISDS Dwi Sasongko memandang bahwa KTT APEC memberi momentum bagi Indonesia untuk mendengar suara masyarakat soal bagaimana RI harus meningkatkan kerja sama dengan mitra-mitra di APEC.
Dwi menyebut bahwa melalui lomba sosial media yang diselenggarakan pihaknya, Generasi Z di Indonesia menyampaikan harapan agar APEC dapat menunjang kepentingan nasional serta memperkuat hubungan RI-Korsel di sektor teknologi dan ekonomi kreatif.
“APEC tidak saja menjadi sebuah acara tingkat tinggi yang eksklusif tetapi juga disadari manfaatnya di tingkat akar rumput,” kata Dwi.
KTT APEC kali ini dilaksanakan di Korea Selatan pada 31 Oktober-1 Oktober 2025, dan dihadiri oleh Presiden RI Prabowo Subianto. Indonesia akan memajukan isu digitalisasi inklusif dan UMKM hingga kecerdasan artifisial (AI) yang berpusat pada manusia dalam agenda tersebut.