Malaysia nilai ASEAN cerminkan stabilitas dan netralitas global
Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan, dalam tangkapan layar dari Media Center KTT Ke-47 ASEAN, di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia, Sabtu (25/10/2025). /ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga.
Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan selaku perwakilan Malaysia sebagai Ketua ASEAN tahun ini menyatakan, ASEAN kini telah menjadi mecusuar netralitas dan pelabuhan aman yang diakui seluruh dunia.
“Di mata masyarakat internasional, ASEAN telah berdiri sebagai mercusuar netralitas dan pelabuhan aman di tengah gejolak geopolitik. Terlepas dari ketidakpastian dan persaingan kekuatan besar yang menaungi perdagangan global, kawasan ini tetap teguh dan produktif,” kata Mohamad Hasan dalam sambutan pembukaan pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN, di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia, Sabtu.
Dia mengatakan dari sisi ekonomi, visi kolektif ASEAN tetap kuat. Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) terus memperdalam integrasi, memperkuat rantai pasok, dan menarik investasi global.
Pada saat yang sama, ASEAN terus memperluas kemitraan dengan India, Australia, Uni Eropa (EU), dan Gulf Cooperation Council (GCC). Hal tersebut, kata dia, pada gilirannya meningkatkan kemandirian strategis kolektif ASEAN.
“Yang penting, kita telah memposisikan diri sebagai penghubung strategis Timur-Barat, melalui pembentukan ASEAN-GCC-China Summit pada bulan Mei lalu,” ujarnya.
Hasan menekankan di seluruh dunia, kekuatan kolektif ASEAN semakin diakui — karena negara-negara ASEAN berdiri bersama dan bergerak sebagai satu kesatuan.
Oleh sebab itu, Malaysia selaku Ketua ASEAN menilai penegakan komitmen terhadap ASEAN Way sangat penting di tengah upaya menavigasi arus perubahan.
Dia mencermati, konflik perbatasan antara dua negara tetangga di ASEAN tahun ini telah menimbulkan kekhawatiran pada komunitas ASEAN, mengingatkan kawasan akan rapuhnya suatu perdamaian.
Namun berkat upaya mediasi tanpa henti, ketegangan itu telah mereda.
“Kita mengapresiasi kedua negara karena memilih jalan diplomasi dan dialog untuk menyelesaikan perbedaan mereka. Sebagai Ketua, Malaysia merasa terhormat atas kepercayaan yang diberikan kepada kami untuk memfasilitasi upaya tersebut, dan kami tetap berkomitmen penuh mendukung kedua negara,” ujar Hasan.
Malaysia selaku Ketua ASEAN terdorong oleh kemajuan tersebut, dan menantikan penandatanganan perjanjian gencatan senjata resmi serta pembentukan ASEAN Observers Team selama KTT Ke-47 ASEAN.
Menurut dia, pencapaian seperti ini menegaskan pentingnya sentralitas ASEAN — sebuah pengingat bahwa kedekatan ASEAN, baik secara geografis maupun budaya, menumbuhkan kepercayaan; dan kepercayaan melahirkan keberlangsungan hidup bersama.
Lebih jauh terkait konflik di Myanmar, Ketua ASEAN menilai bahwa jalan ke depan harus dipandu oleh tekad dan keterlibatan aktif.
Jika krisis Myanmar dibiarkan, berbagai persoalan internal akan melintasi perbatasan - dalam bentuk kejahatan lintas negara, arus pengungsi, dan ketidakstabilan sosial ekonomi yang meluas.
Namun,di sisi lain upaya menuju kemajuan harus dikejar dengan kehati-hatian, bukan paksaan.
Dia menilai dalam situasi yang ditandai oleh puluhan tahun ketidakpercayaan, rekonsiliasi tidak akan terjadi dalam semalam.
“Ini (persoalan Myanmar) akan menjadi proses panjang yang harus dipimpin oleh rakyat Myanmar sendiri, dengan dukungan ASEAN - sebuah jalan yang berlandaskan kepercayaan, bukan pemaksaan,” nilai Hasan.
Oleh karena itu, dia mendorong para Ketua ASEAN di masa depan harus terus menunjukkan tekad dan keteguhan untuk penyelesaian konflik kawasan, seraya terus mengingat semangat solidaritas yang menyatukan kawasan.