Puluhan tentara tewas akibat serangan separatis di wilayah timur Yaman

Update: 2025-12-13 09:40 GMT

Ilustrasi - Kelompok separatis. ANTARA/Anadolu.

Elshinta Peduli

Lebih dari 30 tentara Yaman tewas dalam serangan yang dilakukan pasukan separatis di Provinsi Hadhramaut, Yaman timur, demikian dilaporkan kantor berita Saba, mengutip pernyataan staf umum angkatan bersenjata Yaman, Jumat (12/12).

Staf umum tersebut menuduh pasukan separatis di selatan membunuh para korban luka dan mengeksekusi tawanan, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional.

Sedikitnya 32 perwira dan tentara Yaman tewas akibat serangan pasukan separatis tersebut, sementara 45 lainnya luka-luka. Sejumlah perwira dan tentara juga dilaporkan masih hilang, kata staf umum yang tidak disebutkan namanya tersebut.

Staf itu menuduh pasukan separatis merebut provinsi timur yang kaya dengan minyak, dengan tujuan mengacaukan stabilitas Hadhramaut dan merusak proses politik di wilayah yang berada di bawah kendali otoritas yang diakui secara internasional.

Pada Jumat, seorang sumber pemerintah Yaman mengatakan kepada RIA Novosti bahwa delegasi Saudi-Emirat datang ke Aden, ibu kota pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional, untuk membahas penarikan pasukan separatis selatan dari provinsi-provinsi timur Yaman.

Sumber tersebut menjelaskan bahwa delegasi itu bertemu dengan anggota Dewan Kepemimpinan Presiden Yaman, Aidarus al-Zubaidi, yang juga memimpin Dewan Transisi Selatan. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk meredakan eskalasi yang dipicu oleh penguasaan Provinsi Hadhramaut dan Al-Mahrah di Yaman timur.

Elshinta Peduli

Delegasi tersebut juga membahas mekanisme penarikan pasukan yang berafiliasi dengan Dewan Transisi Selatan (STC) dari Hadhramaut dan Al-Mahrah ke posisi mereka sebelumnya, serta pengalihan kendali provinsi-provinsi tersebut kepada pasukan yang loyal kepada Ketua PLC, Rashad Al-Alimi.

Sementara itu, pekan lalu, seorang sumber pemerintah Yaman mengatakan kepada RIA Novosti bahwa Al-Alimi mengunjungi Arab Saudi untuk membahas eskalasi militer di wilayah timur negaranya.

Eskalasi tersebut disebabkan oleh pengambilalihan lembaga-lembaga pemerintah dan bandara di Provinsi Hadhramaut oleh separatis STC dalam konflik dengan suku-suku setempat terkait minyak.

Adapun pada awal Desember, kelompok yang berafiliasi dengan separatis selatan mengambil alih ladang minyak di Al Masilah, setelah bentrokan dengan unit Aliansi Suku Hadhramaut yang telah ditempatkan di lokasi tersebut selama lebih dari satu tahun.

Bentrokan itu mengakibatkan 12 korban tewas dan luka-luka dari kedua belah pihak, menurut sumber pemerintah daerah. Situasi tersebut memaksa perusahaan minyak yang saat ini memproduksi sekitar 85.000 hingga 90.000 barel per hari, untuk menghentikan produksi.

Sumber: Sputnik/RIA Novosti-OANA

Tags:    
Elshinta Peduli

Similar News