Suriah luncurkan mata uang baru, penukaran 1 Januari
FOTO ANTARA/Anadolu
Suriah pada Kamis mengatakan akan mulai menukar uang kertas lama dengan mata uang nasional baru mulai 1 Januari, sebuah langkah yang dipuji sebagai "awal dari fase ekonomi dan moneter baru."
Gubernur Bank Sentral Abdel Qader al-Hasriya mengatakan dekrit presiden yang mengizinkan penerbitan mata uang baru telah diberlakukan.
"Ini adalah tonggak nasional penting yang mencerminkan awal dari fase ekonomi dan moneter baru," tambahnya dalam sebuah pernyataan.
Hasriya mengatakan Dekrit No. 293 tahun 2025 memberikan wewenang kepada bank sentral untuk menetapkan tenggat waktu dan lokasi untuk menukar uang kertas lama dengan yang baru, menambahkan bahwa proses tersebut akan dimulai pada 1 Januari 2026.
Dalam unggahan terpisah, Hasriya mengatakan bank sentral akan mengadakan konferensi pers khusus pada hari Minggu untuk menguraikan detail lengkap proses pertukaran, termasuk jadwal waktu, pusat penukaran yang disetujui, dan langkah-langkah implementasi.
Ia mengatakan konferensi tersebut akan memungkinkan pertanyaan mendapat jawaban langsung dengan transparansi penuh dan mendesak masyarakat untuk mengikuti apa yang digambarkannya sebagai peristiwa nasional yang penting.
Pada Oktober, Hasriya mengatakan mata uang baru Suriah akan diterbitkan dalam enam pecahan tanpa gambar atau simbol, menurut pernyataan yang dimuat oleh kantor berita negara Suriah, SANA.
Warga Suriah masih menggunakan mata uang kertas lama, yang menampilkan gambar-gambar yang terkait dengan pemerintahan sebelumnya, termasuk Presiden Bashar Assad yang digulingkan pada uang kertas 2.000 pound dan ayahnya, Hafez Assad, pada uang kertas 1.000 pound.
Pound Suriah telah mengalami depresiasi tajam, memaksa penduduk untuk membawa segepok uang tunai untuk membayar pengeluaran sehari-hari.
Sejak penggulingan Assad pada 8 Desember 2024, pemerintahan baru Suriah telah meluncurkan reformasi ekonomi dan politik yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi di negara tersebut.
Assad, pemimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia, mengakhiri rezim Partai Ba'ath, yang telah berkuasa sejak 1963. Pemerintahan transisi baru yang dipimpin oleh Presiden Ahmad al-Sharaa dibentuk pada bulan Januari.
Sumber: Anadolu


