Trump dan Xi Jinping dijadwalkan bahas kesepakatan dagang di Korea Selatan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berangkat dari Malaysia menuju Jepang Senin (27/10/2025) setelah menghadiri KTT ASEAN ke-47 dan pertemuan terkait di Kuala Lumpur, Malaysia. ANTARA/fotoBERNAMA-ZULFADHLI ZULKIFLI/pri (fotoBERNAMA/ZULFADHLI ZULKIFLI)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan mengadakan pembicaraan tatap muka pertama mereka di Korea Selatan pada Kamis.
Pertemuan ini menarik perhatian dunia karena diharapkan menghasilkan kesepakatan dagang yang dapat meredakan ketegangan antara kedua negara.
Pertemuan di Korea Selatan ini akan berlangsung sebelum Trump menyelesaikan kunjungan tiga negaranya di Asia, bersamaan dengan kedatangan Xi ke negara tetangga tersebut untuk menghadiri KTT ekonomi regional.
Pembicaraan keduanya diperkirakan akan membahas pembatasan perdagangan yang telah diberlakukan oleh dua ekonomi terbesar di dunia itu terhadap satu sama lain sejak awal tahun ini.
Ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing kembali memanas akibat pembatasan ekspor baru China terhadap unsur tanah jarang yang penting bagi industri teknologi tinggi.
Trump juga mengeluhkan penghentian impor kedelai asal AS oleh China selama beberapa bulan terakhir dan mendesak Beijing untuk melanjutkannya.
Untuk mempersiapkan pertemuan puncak kedua pemimpin tersebut, para pejabat tinggi telah mencapai kesepakatan kerangka kerja di Malaysia pada akhir pekan lalu.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengisyaratkan bahwa ancaman Trump untuk memberlakukan tarif tambahan 100 persen terhadap impor China mulai Sabtu ini kemungkinan besar akan dapat dicegah.
Bessent memperkirakan Beijing akan menunda penerapan kebijakan pengendalian ekspor unsur tanah jarang selama satu tahun.
Pada Rabu (29/10), Trump mengatakan bahwa ia kemungkinan akan mengurangi tarif 20 persen terhadap barang-barang asal China yang diberlakukan awal tahun ini terkait fentanyl, zat yang menjadi penyebab utama kematian akibat overdosis di Amerika Serikat.
Amerika Serikat dan Tiongkok telah saling memberlakukan tarif balasan terhadap barang-barang masing-masing sejak awal tahun ini. Namun, pada Mei kedua negara sepakat untuk sementara menurunkan tarif dari tingkat tiga digit, dan kemudian memperpanjang jeda tersebut hingga 10 November.
Menteri Keuangan AS juga mengisyaratkan bahwa gencatan perdagangan 90 hari yang berlaku saat ini, kemungkinan besar akan diperpanjang.
Selain isu perdagangan dan ekonomi, kedua pemimpin juga mungkin akan membahas perang Rusia di Ukraina. Trump mempermasalahkan pembelian minyak Rusia oleh China karena dianggap membantu mendanai upaya perang Moskow.
Sumber: Kyodo