UE tegaskan AS dan Rusia tak setara dalam isu nuklir

Update: 2025-10-31 06:40 GMT

Bendera Uni Eropa terlihat di markas besar Komisi Eropa di Brussel, Belgia. (ANTARA/Xinhua/Zhao Dingzhe/aa.)

Uni Eropa (UE), Kamis (30/10), mengatakan Rusia dan AS "tidak boleh disamakan" terkait perselisihan baru-baru ini mengenai uji coba rudal nuklir, menekankan serangan berkelanjutan Moskow terhadap Ukraina.

Berbicara dalam pengarahan siang Komisi Eropa di Brussels, juru bicara Anitta Hipper mengomentari laporan bahwa Rusia baru-baru ini menguji rudal jelajah bertenaga nuklir dan berdaya jangkau tak terbatas, Burevestnik.

"Kami juga telah melihat pengumuman tersebut, yang jelas tidak mengarah ke arah yang benar. Ini adalah negara yang melancarkan perang agresi yang ilegal, tidak beralasan, dan tidak beralasan terhadap Ukraina," kata Hipper.

Dia memperingatkan bahwa jika rudal itu benar-benar bertenaga nuklir, rudal itu "juga dapat melepaskan bahan radioaktif," dan menambahkan bahwa uji coba tersebut "menunjukkan sekali lagi bahwa ali-alih memilih perdamaian, Rusia terus meningkatkan eskalasi melalui tindakan dan retorikanya."

Ketika ditanya tentang pernyataan Trump baru-baru ini yang menjanjikan untuk memulai kembali uji coba senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak tahun 1990-an, Hipper menolak berkomentar secara rinci.

"Kami merujuk Anda kepada mereka di sisi lain. Kami belum pernah melihat AS melakukan uji coba senjata nuklir eksplosif apa pun selama beberapa dekade," katanya.

Sebelumnya pada Kamis (30/10), Trump mengumumkan di platform media sosialnya, Truth Social, bahwa dia telah memerintahkan Departemen Pertahanan untuk segera memulai uji coba senjata nuklir.

Namun, dia menekankan bahwa semua pihak dalam perjanjian internasional harus menghormati komitmen mereka.

"Kami mengharapkan semua pihak yang berpartisipasi dan menandatangani perjanjian untuk mematuhi komitmen ini. Namun, saya pikir kita tidak boleh menggolongkan keduanya dalam kategori yang sama," ujarnya.

Hipper menambahkan bahwa meskipun UE meminta semua penandatangan untuk menghormati kewajiban internasional mereka, termasuk Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), " di sini kita berbicara tentang Rusia, jadi harapan kami rendah."

Sumber: Anadolu

Tags:    

Similar News