Tidak ingin di zona nyaman, panjat tebing siap panen emas di Sea Games 2025
Peluang emas dari tiga nomor andalan, speed putra, speed putri, dan lead putri
Foto : Radio Elshinta
Semangat juang dan disiplin tinggi tampak mewarnai pemusatan latihan Tim Nasional Panjat Tebing Indonesia di Hotel Santika, Harapan Indah, Kota Bekasi. Di bawah komando Head Coach Hendra Basir, para atlet muda berlatih keras mempersiapkan diri menghadapi SEA Games 2025 di Thailand. Dalam program khusus "Menuju SEA Games 2025 Thailand" yang dipandu Ashrofi, Coach Hendra menegaskan bahwa timnya kini tengah memupuk mental juara dengan satu visi besar — menuju Olimpiade dan Indonesia Emas 2045.
“Kami samakan dulu visinya. Kita mau Olimpiade. Kalau jatuh pun, jatuhnya di bintang-bintang,” ujar Hendra, mengutip semangat Bung Karno untuk menggambarkan tekad timnya agar tidak berhenti di zona nyaman.
Dikenal sebagai pelatih yang tegas, Hendra menegaskan bahwa ketegasan adalah bagian dari pembentukan karakter atlet. Ia menolak disebut galak, karena pendekatannya bersifat individual dan berbasis psikologis.
“Saya tegas karena ingin mereka punya mental kuat. Tapi kami juga punya tim psikolog, dokter, dan fisioterapis yang mendampingi agar semua aspek atlet—fisik, mental, dan emosional—terjaga,” jelasnya.
Sebanyak 30 atlet kini tergabung dalam pelatnas panjat tebing. Dari jumlah tersebut, 18 atlet terbaik (9 putra dan 9 putri) dipersiapkan untuk berlaga di SEA Games mendatang, dengan fokus pada tiga nomor utama: speed, lead, dan boulder.
Coach Hendra menyebut, peluang emas Indonesia terbuka lebar di tiga nomor andalan: speed putra, speed putri, dan lead putri. Namun, ia menegaskan bahwa seluruh nomor akan diupayakan maksimal untuk podium.
“Kami realistis, tapi tetap optimis. Dari enam medali emas yang diperebutkan, peluang kita setidaknya 50 persen,” kata Hendra.
SEA Games, menurutnya, bukan ajang pelipur lara, melainkan tangga pertama menuju kejayaan di Asian Games dan Olimpiade.
“Kalau targetnya cuma SEA Games, mentalnya berhenti di situ. Kami ingin atlet berpikir lebih jauh — bagaimana mengibarkan Merah Putih di Olimpiade,” tegasnya.
Lintang, wajah baru dengan otot baja
Salah satu tumpuan harapan Indonesia adalah Sukma Lintang Cahyani, atlet lead putri berusia 21 tahun yang sudah berpengalaman di kancah dunia. Meski tubuhnya mungil—tinggi 153 cm dan berat 46 kg—Lintang dikenal memiliki kekuatan dan daya tahan luar biasa.
“Waktu pertama latihan, saya cuma nemenin kakak. Tapi ternyata dilirik pelatih, disuruh coba, dan langsung juara tiga di lomba pertama,” kenangnya sambil tersenyum.
Kini, Lintang tampil lebih matang, dengan tubuh berotot yang mencerminkan jam latihan tinggi. Ia tetap menjaga sisi femininnya di luar arena, namun fokus utamanya tetap pada prestasi.
“Fokus dulu ke prestasi. Target saya di SEA Games nanti bisa menampilkan yang terbaik dan membawa emas untuk Indonesia,” ujarnya penuh keyakinan.
Di balik latihan keras memanjat tebing setinggi belasan meter, para atlet juga menjalani kelas psikologi mingguan dan latihan pendukung seperti mobility training, flexibility, hingga program pencegahan cedera.
“Setiap Rabu ada sesi psikologi. Bukan sekadar motivasi, tapi pembentukan karakter. Semua disesuaikan dengan kebutuhan individu atlet,” ungkap Hendra.
Pendekatan holistik ini diharapkan membentuk atlet tangguh yang kuat secara fisik, mental, dan spiritual. “Doa adalah bagian dari latihan kami. Karena proposal terkuat adalah proposal yang langsung dikirim ke Tuhan,” ujar Hendra.
Latihan di Bekasi bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan (10 November), yang diisi dengan momen mengheningkan cipta oleh seluruh atlet pelatnas. Momen tersebut menjadi pengingat akan perjuangan dan dedikasi untuk membawa nama bangsa.
“Kami ingin meneladani semangat para pahlawan — berjuang tanpa pamrih. Kami akan bawa semangat itu ke Thailand,” kata Lintang.
Dengan semangat juang tinggi, disiplin latihan ketat, dan dukungan penuh masyarakat, Timnas Panjat Tebing Indonesia siap menaklukkan dinding kemenangan di SEA Games 2025 Thailand.
Dwi Iswanto