Kelompok tak dikenal langsung bertindak anarkis saat aksi di DPR

Update: 2025-08-28 15:50 GMT

Elshinta.com - Polda Metro Jaya mengidentifikasi adanya sekelompok orang tak dikenal dan tanpa koordinator lapangan langsung melakukan tindakan anarkis saat berlangsung unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR/DPD RI di Senayan, Jakarta.

"Hal yang sangat disayangkan tadi, saat saudara-saudara kami, rekan-rekan kami ada yang melakukan penyampaian pendapat di depan Gedung DPR RI, ini ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, tidak memiliki struktur dan identitas, tidak ada koordinator lapangannya, langsung melakukan tindakan yang menyebabkan terganggunya ketertiban," kata Ade kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Ade menyebutkan, tindakan anarkis yang dilakukan mulai dari membakar bendera, merusak pagar, CCTV hingga separator busway, mencorat-coret tembok tol serta memasuki area jalan tol sehingga mengancam keselamatan pengguna jalan.

Menurut Ade, kelompok tersebut sama sekali tidak menyampaikan aspirasi apapun, tetapi hanya terus melakukan serangan yang merugikan. Polisi kemudian mengambil langkah persuasif, mulai dari imbauan hingga penertiban.

Kepolisian berharap hal seperti ini tidak terulang. "Mari kita jaga situasi tetap kondusif," katanya.

Selain itu, polisi juga mencegah ratusan pelajar yang hendak bergabung dalam aksi usai terprovokasi ajakan di media sosial (medsos).

"Sampai pukul 14.00 WIB, ada 276 pelajar yang kami amankan untuk mencegah ikut aksi. Ada yang kedapatan membawa anak panah dan botol untuk dilempar ke petugas. Sangat disayangkan," katanya.

Langkah pengamanan melibatkan Kapolres jajaran, KPAI, instansi terkait, pihak sekolah dan orang tua. Ade Ary juga mengingatkan masyarakat agar bijak menggunakan media sosial.

"Kami lindungi anak-anak ini agar tidak terjerumus dalam tindakan yang membahayakan," ujar Ade.

Ade menjelaskan, ruas tol di sekitar Gedung DPR/MPR RI sudah kembali dibuka. Namun, jalur arteri di sekitar lokasi masih dipantau secara ketat oleh petugas.

"Kapolda Metro Jaya dan Kapolres Metro Jakarta Pusat masih berada di lapangan untuk memastikan situasi benar-benar kondusif. Kami imbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh informasi yang belum jelas sumbernya," katanya.

Di samping itu, Kepolisian mengapresiasi terhadap sikap buruh dan mahasiswa yang tetap tertib dan kondusif dalam menyampaikan pendapat mereka.

Massa demo dari Gedung Parlemen terpecah setelah dipukul mundur oleh personel Kepolisian hingga ke kolong jembatan layang (flyover) Pejompongan, dekat Stasiun Palmerah sejak sore.

Aparat Kepolisian terus berupaya membubarkan massa aksi dengan menembakkan gas air mata sejak pukul 15.45 WIB.

Massa tak hanya tinggal diam. Sebagian dari mereka membalas tindakan aparat Kepolisian dengan melempar kembang api dan batu atau benda keras.

Beberapa massa berpakaian bebas dan melihat mengenakan seragam sekolah. Polisi berulang kali meminta massa aksi untuk membubarkan diri.

"Mundur..mundur, massa diharapkan bubar," kata aparat yang berjaga.

Kericuhan tersebut berdampak pada jalur transportasi seperti layanan KRL.

PT KAI Commuterline telah mengumumkan KRL relasi Stasiun Serpong, Rangkasbitung dan Parung Panjang untuk sementara tak berangkat dari Stasiun Tanah Abang imbas adanya kerumunan massa peserta unjuk rasa di perlintasan kereta api.

Similar News