6 inovasi berbasis AI versi Kemenko PMK untuk transformasi birokrasi yang lebih efisien
Menko PMK Pratikno di Puncak Bulan Inovasi Birokrasi Berbasis Kecerdasan Artifisial Kemenko PMK 2025, di Aula Heritage, Kantor Kemenko PMK, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan bahwa aparatur sipil negara (ASN) harus siap beradaptasi menghadapi perubahan teknologi, dan menerapkan kecerdasan artifisial (AI), dalam meningkatkan kinerja birokrasi, sekaligus menjaga keseimbangan hidup pegawai.
"Yang jelas adalah manusia tanpa AI akan digantikan oleh manusia dengan AI. Oleh karena itu, mau tidak mau kita harus update perkembangan teknologi ini untuk kebaikan kita," ujar Pratikno, dikutip dari keterangan tertulis.
Penggunaan teknologi berbasis AI, tegas Pratikno, bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan strategis untuk membangun birokrasi yang lebih produktif dan seimbang. Hal tersebut disampaikan Pratikno baru-baru ini dalam acara Puncak Bulan Inovasi Birokrasi Berbasis Kecerdasan Artifisial Kemenko PMK 2025, di Aula Heritage, Kantor Kemenko PMK, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Kegiatan Bulan Inovasi Birokrasi Berbasis Kecerdasan Artifisial (KA) 2025, bertajuk Galeri Karya dan Inovasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini, diikuti oleh 26 tim dari seluruh unit kerja di lingkungan Kemenko PMK, yang berkompetisi mengembangkan solusi inovatif berbasis kecerdasan artifisial untuk menjawab tantangan birokrasi modern. Dari rangkaian tersebut, terpilih enam inovasi unggulan yang dinilai paling siap untuk diimplementasikan dalam upaya meningkatkan efisiensi, akuntabilitas, dan kualitas pelayanan publik.
Semangat tersebut menjadi landasan seluruh proses pengembangan ide dan prototipe selama satu bulan penuh. Para peserta mendapatkan pendampingan teknis dan mentoring dari para ahli dan mitra strategis ekosistem teknologi, di antaranya GoTo, BahasaKita, BINAR, Microsoft Indonesia, BytePlus by ByteDance, Salesforce, Zoom, dan IBM.
Proses penjurian dilakukan oleh dewan juri dari berbagai kalangan pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat sipil. Dewan juri terdiri dari Prof. Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si. (Kementerian PANRB), Prof. Dr. Ir. Hammam Riza, M.Sc., IPU. (KORIKA), Prof. Setia Pramana (Politeknik Statistika STIS), Ray Frederick Djajadinata (Alpha JWC Ventures), Donny BU (Siberkreasi), dan Mulya Amri, ST, MA, Ph.D. (Kadin Indonesia Institute).
Dari hasil penilaian, enam karya terbaik ditetapkan sebagai inovasi unggulan karena dinilai paling relevan terhadap kebutuhan birokrasi saat ini serta memiliki potensi dampak yang kuat dan realistis untuk diujicobakan dan diimplementasikan di Kemenko PMK.
- Juara pertama diraih oleh SI-OPTIMA dari Biro Manajemen Kinerja, Kerja Sama, dan Sumber Daya Manusia. Aplikasi ini mampu menganalisis dokumen perencanaan dan pelaporan untuk menyelaraskan kinerja dan anggaran, serta memberikan rekomendasi otomatis agar penggunaan sumber daya publik lebih tepat sasaran.
- Juara kedua diraih oleh SAPA AI, karya Biro Digitalisasi dan Pengelolaan Informasi. Inovasi ini memungkinkan pemantauan realisasi anggaran melalui platform percakapan seperti WhatsApp, sehingga mempercepat pengambilan keputusan strategis dan memperkuat akuntabilitas.
- Sementara itu, juara ketiga diraih oleh OH² (One Health Hub) dari Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas dan Ketahanan Kesehatan. Platform ini mengintegrasikan data manusia, hewan, dan lingkungan untuk memprediksi potensi wabah serta memberikan informasi publik yang valid, menjadi terobosan menuju kebijakan kesehatan yang proaktif dan berbasis bukti.
Selain tiga inovasi utama, penghargaan juga diberikan kepada tiga Juara Harapan yang menunjukkan potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut:
- AURORA dari Inspektorat, yang memanfaatkan kecerdasan artifisial sebagai asisten audit untuk mendeteksi risiko anggaran secara otomatis.
- PMK Legal Solutions dari Biro Hukum, Organisasi, dan Tata Laksana, menghadirkan asisten legal berbasis KA untuk mempercepat konsultasi regulasi internal.
- Gizi Growly dari Asisten Deputi Peningkatan Gizi dan Pencegahan Stunting, berupa dasbor pemantau gizi dan stunting secara real-time untuk membantu pengambilan intervensi yang tepat sasaran.
Enam karya tersebut menjadi manifestasi nyata komitmen Kemenko PMK dalam membangun budaya kerja baru yang cerdas, transparan, dan adaptif terhadap kemajuan teknologi.
Melalui Bulan Inovasi Birokrasi AI 2025, Kemenko PMK menegaskan tekad untuk menjadikan birokrasi Indonesia semakin efisien dan berbasis data, sekaligus menjadi pelopor transformasi digital di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan. (Vit/Ter)