Anggota Polres Tegal dibekali etika pelayanan publik yang ramah dan santun

Update: 2025-10-08 10:50 GMT

Foto: Hari Nurdiansyah/Radio Elshinta

Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, Kepolisian Resor Tegal terus berinovasi dan berbenah diri. Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah dengan menggelar Pelatihan Etika Pelayanan Publik, bekerja sama dengan Bank BRI Cabang Slawi, yang berlangsung di Gedung Tantya Sudirajati Polres Tegal pada Selasa, 7 Oktober 2025.

Kegiatan ini diikuti oleh para Pejabat Utama (PJU), Kapolsek, serta personel Polres dan Polsek jajaran Polres Tegal. Pelatihan ini menjadi bagian dari komitmen Polres Tegal untuk mewujudkan pelayanan publik yang profesional, humanis, dan berorientasi pada kepuasan masyarakat.

Dalam sambutannya, Kapolres Tegal, AKBP Bayu Prasatyo, S.H., S.I.K., M.H., menekankan pentingnya perubahan sikap dan pola pikir setiap anggota Polri dalam memberikan pelayanan.

“Kita tidak bisa memungkiri bahwa pelayanan yang kita berikan belum sepenuhnya sempurna. Maka dari itu, melalui pelatihan ini, kita belajar bagaimana memberikan pelayanan yang benar-benar baik, agar masyarakat merasa puas dengan kinerja Kepolisian. Tidak boleh ada penolakan terhadap laporan masyarakat atau permintaan bantuan mereka,” tegas Kapolres, seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hari Nurdiansyah.

Beliau juga menambahkan bahwa sikap dan ekspresi wajah turut mempengaruhi kualitas pelayanan.

“Hindari menunjukkan wajah yang jutek atau dingin. Sebagai pelayan masyarakat, kita harus mampu memberikan pelayanan prima dengan sikap ramah dan murah senyum. Senyum itu sederhana, tapi berdampak besar terhadap kepercayaan dan kenyamanan masyarakat,” ujarnya dengan tegas namun penuh makna.

Sementara itu, Asisten Manajer Operasional dan Layanan BRI Cabang Slawi, Uki Sanjaya, memberikan pandangan menarik tentang proses pembentukan kebiasaan dalam memberikan pelayanan yang baik. Menurutnya, ada tiga tahap penting dalam pelayanan, yakni dipaksa, terpaksa, dan terbiasa.

“Kebiasaan yang baik tidak muncul begitu saja. Awalnya kita memang harus memaksa diri untuk bersikap ramah dan profesional, meski sedang menghadapi masalah pribadi. Karena ketika sudah terbiasa, hal itu akan menjadi karakter kita dalam melayani,” jelasnya.

Menambahkan materi pelatihan, perwakilan BRI lainnya, Dedi, menyoroti pentingnya komunikasi dalam dunia pelayanan publik. Ia menjelaskan bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya bergantung pada kata-kata, tetapi juga pada ekspresi tubuh dan nada suara.

“Dalam komunikasi personal, 55% dipengaruhi oleh bahasa tubuh, 38% oleh nada suara, dan hanya 7% dari kata-kata yang diucapkan. Jadi, bagaimana kita menyampaikan pesan jauh lebih penting daripada sekadar apa yang kita ucapkan,” tuturnya.

Ia juga mengingatkan bahwa dalam melayani masyarakat, petugas harus tulus mendengarkan, tidak memotong pembicaraan, dan fokus pada kebutuhan masyarakat. “Layani masyarakat dengan sepenuh hati. Jangan sambil melakukan pekerjaan lain. Gunakan kata ‘saya’ dalam pelayanan agar terasa lebih personal dan bertanggung jawab,” imbuhnya.

Pelatihan ini berjalan interaktif dan penuh semangat. Para peserta terlihat antusias mengikuti setiap sesi, karena materi yang disampaikan tidak hanya relevan dengan tugas sehari-hari, tetapi juga membuka wawasan baru dalam menghadirkan pelayanan yang humanis dan profesional.

Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh anggota Polres Tegal dan jajaran dapat menerapkan nilai-nilai etika dan empati dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sehingga, Polri benar-benar hadir sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat yang humanis, profesional, dan dipercaya.

Tags:    

Similar News