BIB Kemenag di University of Groningen, Awardee Studi Theologi hingga Artivicial Intelligent

Update: 2025-12-02 10:29 GMT

Mahasiswa penerima Beasiswa Indonesia Bangkit Kementerian Agama RI, studi S3 di University of Groninge

Mahasiswa penerima Beasiswa Indonesia Bangkit Kementerian Agama RI, studi S3 di University of Groningen dari mulai kajian theologi hingga artificial intelligent (AI). Mereka berasal dari beberapa Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) di Indonesia.

Kemenag melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) kepada para penerima beasiswa (Awardee) Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) pada tanggal 25 November hingga 2 Desember 2025, ke Inggris dan Belanda.

Di Belanda dilakukan kepada para Awardee Program S3 di University of Groningen dan University of Amsterdam. Kegiatan ditempatkan di Universitas Groningen, Senin, (1/12/25) waktu setempat.

Tim Monev terdiri dari Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (PUSPENMA), Sekretariat Jenderal Ruchman Basori, Sekretaris Jenderal Pendidikan Islam Arskal Salim, Inspektur II, Inspektorat Jenderal Ali Irfan dan Kasubtim Humas Ditjen Pendidikan Islam Alip Nuryanto.

Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama Dan Pendidikan Keagamaan (PUSPENMA), Sekretariat Jenderal Ruchman Basori mengatakan bahwa mahasiswa yang studi pada University of Groningen memilih program-program yang keren, seperti farmasi, ekonomi, pendidikan, theology hingga artificial intelligence (AI).

Ruchman menerangkan para Awardee memilih sendiri secara bebas keilmuan yang dipelajari di negeri kincir angin ini, disesuaikan dengan tugas sebagai akademisi pada UIN, IAIN, STAIN, PTKI dan PTK pada Bimas Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan Konghucu.

“Saat ini Kemenag telah dan sedang membiayai 424 Awardee di luar negeri, tersebar di 119 perguruan tinggi dan 24 negara," terang Ruchman dikutip dari keterangan tertulis.

Data Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (PUSPENMA) tahun 2022-2025, ada 85 Awardee di Inggris dan 21 orang di Belanda. Sementara di Jerman 18, Irlandia 3, Perancis 10, Belgia, Finlandia dan Denmark masing-masing 1 orang.

Ruchman yang juga Alumni IAIN Walisongo Semarang mengatakan bahwa tujuan Monev Adalah ingin memastikan bahwa layanan BIB kepada mahasiswa semakin berkualitas, lancar, nyaman, baik layanan akademik, pembiayaan, dan administrasi beasiswa di kampus tujuan.

Doktor Manajemen Kependidikan Univerisitas Negeri Semarang (UNNES) ini mengatakan masukan dari para Awardee BIB sangat penting sebagai bahan perbaikan dan melakukan proyeksi beasiswa di masa yang akan datang yang tujuan utamanya agar kualitas dosen, guru, ustadz, kyai, santri dan alumni Pendidikan Keagamaan di bawah Kemenag meningkat kualitasnya.

Pertemuan dimoderatori oleh Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Prof. Arskal Salim, M.A., Ph.D dan dihadiri oleh 8 orang Awardee. Mereka berasal dari dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Antasari Banjarmasin, UIN Ar-Raniry Aceh, UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi, IAIN Parepare dan Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.

M. Arskal Salim menyampaikan apresiasi kepada para Mahasiswa BIB Kemenag yang telah meraih kesempatan studi di kampus-kampus terbaik dunia seperti di Belanda ini.

“Saya bangga dengan Saudara semua, karena akan menambah mutu PTK di tanah air bisa bersaing ditengah tantangan dunia global”, katanya.

Para Awardee memberikan apresiasi kepada Puspenma Kemenag atas kelancaran penyaluran biaya hidup (living allowent) dan pendampingan serta kesigapan dalam merespon permasalahan yang dihadapi para Awardee.

“Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Puspenma, atas kerja keras dan komitmennya mendampingi kami," kata Dosen UIN Jambi.

Umumnya para awardee mengaku nyaman studi di Belanda, hanya saja karena biaya hidup yang tinggi dan membawa keluarga, diantara mereka salah satunya (suami/istri) harus bekerja, terang Dhani Wijaya Dosen Sains dan Teknologi UIN Malang.

Tim Monev Kemenag mendengarkan dan mencatat aspirasi pelbagai hal dari para Awardee seperti penambahan biaya hidup (living allowent), karena biaya sewa rumah meningkat tajam, dokumen teknis pencairan, soal tugas belajar dan ijin belajar hingga pemantauan Awardee yang karena satu hal belum menyelesaikan studi tepat waktu.

“Saya berharap Kemenag memiliki data mahasiswa 5000 Doktor yang kini pendanaannya dialihkan ke Puspenma dan melacak keberadaan alumninya," kata Azzam Masduqi Mahasiswa Awardee Theologi Universitas Groningen, yang juga dosen STISA Ash-Shofa Tasikmalaya.

Inspektur II Inspektorat Jenderal Kemenag Ali Irfan menyoroti tentang kewajiban para Awardee untuk kembali mengabdi ke kampusnya masing-masing dan para awardee harusnya diberikan tugas belajar bukan ijin belajar.

“Pemberian tugas belajar menjadi penting, jangan ijin belajar karena nanti yang bersangkutan harus menjalankan kewajibannhya sebagai dosen," katanya.

Sebagaimana diketahui, Kemenag melalui Puspenma telah memberikan pendanaan beasiswa kepada 7.500-an orang sejak tahun 2022, untuk mengambil studi S1, S2, dan S3 pada perguruan tinggi di Dalam maupun Luar Negeri, berkolaborasi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). (Suw/Ter)

Similar News