BNPB tambah pesawat OMC percepat penanganan banjir di Semarang
Sejumlah warga berjalan menembus banjir di Jalan Kaligawe Raya, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (29/10/2025). Menurut data sementara BPBD Kota Semarang sebanyak 39.405 jiwa dari 29.772 KK di 18 wilayah terdampak banjir yang melanda Kota Semarang akibat dari anomali cuaca dengan intensitas hujan tinggi sejak Selasa (21/10). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/bar
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menambah satu armada pesawat dalam Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) guna mempercepat penanganan banjir yang masih melanda Kota Semarang, Jawa Tengah, serta memperkuat mitigasi bencana hidrometeorologi di wilayah sekitarnya.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa sebelumnya BNPB telah mengoperasikan satu pesawat Cessna Caravan PK-SNM untuk mengurai awan agar tidak menurunkan hujan di wilayah terdampak banjir maupun di daerah hulu sungai.
“Namun, masifnya pembentukan awan membuat satu armada belum cukup. Karena itu, mulai Kamis (30/10) pesawat tambahan akan dikerahkan dengan cakupan operasi yang lebih luas,” kata dia.
Armada kedua tersebut akan ditempatkan di Lanud Adi Soemarmo, Solo, sebagai posko OMC wilayah selatan Jawa Tengah. Dengan demikian, operasi dapat menjangkau area lebih luas dan efektif mengendalikan curah hujan agar tidak terkonsentrasi di wilayah banjir.
BNPB berharap, dengan penambahan armada udara, upaya percepatan penanganan banjir dan mitigasi ke depan bisa lebih optimal.
“Ketika satgas darat berkejaran dengan waktu di lapangan, di langit kami menambah kekuatan untuk mengatur agar hujan jatuh di tempat yang semestinya,” ujarnya.
Menurut Abdul, tim petugas BNPB melaporkan setidaknya sampai Rabu sore banjir masih menggenangi sejumlah titik di Jalan Kaligawe Raya hingga wilayah Genuk, dengan ketinggian air mencapai 90 centimeter. BNPB mengkonfirmasi sebanyak 22.669 jiwa terdampak, 39 orang mengungsi, dan tiga warga meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.
Sejumlah pompa milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Pusat Pengendalian Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air (PPSDA), serta BNPB terus dioperasikan untuk mempercepat aliran air menuju laut. Namun, kata dia, petugas mereka di lapangan melaporkan debit air dari hulu Sungai Tenggang dan Sringin masih tinggi akibat hujan lebat.
Radar cuaca Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang menunjukkan awan konvektif dengan potensi hujan sedang hingga lebat masih muncul di beberapa titik. Menurut dia, kondisi ini membuat banjir masih menggenangi Kota Semarang sementara keberadaan proyek tol dan tanggul laut turut memperlambat aliran air menuju laut.