BPBD Bima imbau warga kosongkan Pulau Sangeang
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, mengimbau warga untuk mengosongkan Pulau Sangeang seiring peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Sangeang Api.
Asap aktivitas vulkanik membumbung dari kawah Gunung Sangeang Api di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. ANTARA/HO-PVMBG.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, mengimbau warga untuk mengosongkan Pulau Sangeang seiring peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Sangeang Api.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan para kepala desa di wilayah pesisir untuk mensosialisasikan imbauan ini. Warga yang masih berada di Pulau Sangeang diminta segera meninggalkan pulau," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bima Nurul Huda saat dihubungi di Bima, Sabtu.
Pada 22 November 2025, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Sangeang Api dari level I atau normal menjadi level II atau waspada.
PVMBG mencatat intensitas kegempaan naik signifikan sejak awal November. Gempa hembusan tercatat sebanyak 43 kejadian pada 18 November 2025.
Selain itu, terekam lima kali gempa tornillo, 25 gempa vulkanik dalam, enam gempa vulkanik dangkal, 31 gempa tektonik lokal, dan 56 gempa tektonik jauh.
Gunung Sangeang Api yang membentuk Pulau Sangeang saat ini dihuni oleh sekitar 100 jiwa yang berprofesi sebagai petani dan peternak.
PVMBG merekomendasikan agar masyarakat, pengunjung, dan wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius bahaya sejauh tiga kilometer dari kawah utama, serta menghindari sektor timur tenggara hingga garis pantai sejauh 6,5 kilometer.
BPBD Bima meningkatkan koordinasi pemantauan, penyebaran informasi larangan mendekati radius bahaya, serta pendataan logistik dasar jika kondisi aktivitas gunung api memburuk.
Camat Wera, Ilham, yang wilayahnya berhadapan langsung dengan Gunung Sangengan Api mengungkapkan aktivitas warga sejauh ini masih berjalan normal dan belum ada laporan dampak langsung dari peningkatan aktivitas gunung.
"Masyarakat masih beraktivitas seperti biasa. Untuk dampak, sejauh ini belum ada," pungkas Ilham.