BRIN tekankan urgensi pendidikan `school of thought` anak sejak dini

Update: 2025-12-12 09:00 GMT

Tangkapan layar - Anggota Dewan Pengawas, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Tri Mumpuni dalam kegiatan Diseminasi Hasil Riset Akhir Pusat Riset Pendidikan BRIN Tahun 2025 di Jakarta, Jumat (12/12/2025). ANTARA/Sean Filo Muhamad

Elshinta Peduli

Anggota Dewan Pengawas, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Tri Mumpuni menegaskan urgensi pendidikan school of thought atau yang biasa dikenal sebagai aliran pemikiran kepada anak sejak dini, guna membentuk generasi yang berkualitas.

"Bicara pendidikan saya ingin memulai dengan apa yang kami sebut dengan school of thought. Penting banget ini, karena landasan dari cara pikir kita ini sangat mempengaruhi mau kemana kita ke depan," kata Tri Mumpuni dalam kegiatan Diseminasi Hasil Riset Akhir Pusat Riset Pendidikan BRIN Tahun 2025 di Jakarta, Jumat.

Puni, sapaan akrabnya menjelaskan aliran pemikiran menjadikan anak memahami dengan baik terkait kegiatan sehari-hari ,sekaligus memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh sang anak.

"Ini penting untuk kita fahami karena apa? Karena dalam kita memberikan pendidikan kepada anak-anak kita basic ini harus kita fahami benar. Sering kali saya dengar, 'oh saya gak perlu anak saya jago matematika, tapi dia tahu membuang sampah pada tempatnya, dia tahu cara menghormati orang tua, cara ngantre dan lain sebagainya.' Ini sebenarnya pendidikan karakter, tapi semua itu diawali dari school of thought yang benar," ujarnya menjelaskan.

Puni menggarisbawahi pendidikan bukan sekadar menjadikan seorang manusia untuk dapat hidup dari segi ekonominya, namun juga menjadikan seorang manusia saleh secara sosial.

"Kita bicara kesalehan di sini tidak hanya kesalehan individu. Di republik ini, kesalehan individu banyak banget, tapi bagaimana itu bisa terjadi dari kesalehan individu menjadi kesalehan sosial. Sehingga negara kita jauh lebih baik kondisinya," kata dia menegaskan.

Elshinta Peduli

Puni yang dikenal sebagai tokoh pengembang kemandirian masyarakat kawasan terpencil melalui pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) itu menekankan jika seorang anak hanya dibesarkan dengan aliran pemikiran ekonomi saja, maka kemampuannya hanya bisa menjadi manfaat segelintir golongan saja, dan justru merugikan lebih banyak orang.

"Allah ngasih resources itu untuk kemakmuran masyarakat, tidak untuk dirusak. Ini karena pendidikan kita tidak ke arah sana, sekarang ini anda bisa lihat sangat menyakitkan bahwa banyak orang-orang yang tidak menikmati resources yang dikasih Allah, tapi dia mendapatkan bencana. Sementara yang menikmati dia hanya melihat dari jauh bencana itu terjadi. Ini tidak bisa kita diamkan,"

Maka dari itu, Puni mendorong adanya perubahan paradigma pendidikan anak sejak dini. Terlebih pada tingkat PAUD yang ia sebut sebagai awal mula thinking machine atau mesin berpikir berjalan.

"Pendidikan intinya apa? Pendidikan adalah meningkatkan kualitas kemanusiaan. Kita harus membuat anak didik kita, generasi ke depan kita, semakin hari mendapat pendidikan (yang) semakin meningkat kualitas kemanusiaannya. Bukan justru malah hilang," tutur Tri Mumpuni.

Tags:    
Elshinta Peduli

Similar News