Danrindam XVII/Cenderawasih pastikan tidak ada perintah penutupan gereja di Rindam
Komandan Rindam XVII/Cenderawasih, Brigjen TNI Endra Saputra Kusuma Z.R melakukan pertemuan dan silahturahmi dengan sejumlah wartawan di Jayapura, Minggu (16/11/2025).
Sumber foto: Aman Hasibuan/elshinta.com.
Komandan Rindam XVII/Cenderawasih, Brigjen TNI Endra Saputra Kusuma Z.R melakukan pertemuan dan silahturahmi dengan sejumlah wartawan di Jayapura, Minggu (16/11/2025).
Pertemuan ini bertujuan adalah untuk perkenalan dan membangun komunikasi dengan jurnalis yang ada di Kabupaten Jayapura. Dalam pertemuan itu, Danrindam juga membahas terkait permasalahan terkait masalah tempat ibadah yang belum lama ini viral di Medsos di mana dalam berita ada viral terkait dugaan pembongkaran salah satu gereja di wilayah Rindam adalah tidak benar yang sebelumnya telah diselesaikan bersama masyarakat.
Brigjen Endra menyampaikan, bahwa dirinya pada saat itu hanya ingin memastikan kejelasan status tanah bangunan gereja yang berada di wilayah Rindam, terutama terkait kepemilikan tanah dan legalitas bangunan apakah milik Rindam atau masyarakat.
“Yang sebenarnya, saya murni hanya ingin mengetahui kejelasan dari tanah bangunan gereja dan rumah pastori tersebut apakah itu masuk dalam aset Rindam atau milik masyarakat. Kalau tanahnya milik masyarakat silakan saja, tetapi kalau tanah itu milik aset TNI kita bantu urus suratnya supaya ada kejelasan ya. Jadi supaya jelas kepemilikan siapa apakah TNI atau masyarakat sehingga kita bisa urus kelengkapan surat-suratnya, apakah itu hak masyarakat atau hak Rindam, karena hal ini berkaitan dengan tata niaga,” ungkap Brigjen Endra.
Ia menegaskan bahwa setiap pembangunan yang ada di wilayah Rindam seharusnya ada dilengkapi izin dan surat-surat, termasuk laporan terkait Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Karena itu, pada saya itu hanya menanyakan kelengkapan surat menyurat tanah gereja dan rumah pastori.
“Dari tiga bangunan gereja yang berada di area Rindam, hanya satu yang tercatat resmi dengan luas 190 meter persegi. “Saya pada saat itu hanya ingin meluruskan apakah ini tanah masyarakat atau tanah Rindam. Jika tanah masyarakat, saya tidak akan mendekati atau mengurusnya. Namun jika tanahnya Rindam, maka akan dibuatkan surat untuk pencatatan tanah dan bangunan,”katanya.
Brigjen Endra menyampaikan, dirinya sama sekali tidak berniat mengintimidasi, menutup gereja, atau mencampuri urusan agama, tetapi yang saat minta ditutup adalah terkait penjualan BBM apakah itu milik anggota atau bukan. Jika penjualan BBM di salah satu gudang itu milik anggota TNI hendaknya ditutup untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Namun jika itu penjualan itu milik masyarakat akan diperbaiki tempatnya supaya lebih aman kedepanya.
“Saya hanya ingin tahu saja, murni sebagai orang baru di Rindam dan juga ingin memberikan edukasi. Tidak ada satu katapun dari saya mengatakan untuk menutup gereja atau mengotak-atik masalah agama, karena saya bukan anti agama,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa TNI sangat menjunjung tinggi NKRI dan tidak mungkin membubarkan tempat ibadah. Dan tidak mungkin saya menutup tempat ibadah di Rindam karena itu dibangun untuk masyarakat dan anggota Rindam, bahkan, pengurus gereja itu adalah anggota Rindam.
“Saya di Rindam setelah dilantik telah melakukan beberapa program untuk masyarakat dan anggota seperti pengelolaan daur ulang sampah, penggunaan listrik solar sel yang tadinya jalan ke Rindam gelap menjadi terang," ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Aman Hasibuan, Senin (17/11).
Brigjen Endra mengungkapkan, bahwa Rindam XVII/Cenderawasih, selalu menyampaikan kepada peserta pendidikan bahwa di lingkungan Rindam terdapat fasilitas ibadah, baik gereja maupun masjid.
Saat ini, Brigjen Endra tengah fokus melakukan pembenahan fasilitas, termasuk pembersihan kawasan dan penyediaan sarana seperti lampu jalan demi kenyamanan penghuni Rindam maupun masyarakat sekitar. Pembenahan di Rindam dilakukan untuk memperbaiki layanan, pembenahan rumah-rumah dan jaringan listrik supaya menghindari kejadian seperti kebakaran yang terjadi di asrama TNI di Kodam Lama XVII/Cenderawasih belum lama ini.
Ia menambahkan, bahwa permasalahan yang viral di Medsos ini telah diselesaikan bersama masyarakat, tokoh agama, gereja dan semua pihak. Telah dilakukan pertemuan bersama pendeta bersama jemaat maupun masyarakat setempat dan tidak ada lagi permasalahan soal hal tersebut dan akan fokus terhadap program-program yang menyentuh pada masyarakat maupun anggota TNI Rindam XVII/Cenderawasih.
Brigjen Endra berharap kedepannya hubungan Rindam tetap akan lebih baik bersama masyarakat, akan tetap terjalin baik bersama masyarakat maupun oleh rekan-rekan media di Jayapura.