Dinas Kehutanan Papua Barat salurkan 47.485 bibit tanaman serbaguna
Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Papua Barat menyalurkan 47.485 batang bibit tanaman serbaguna untuk mendukung rehabilitasi lahan, pembangunan hutan rakyat, dan penguatan perhutanan sosial. Kepala Dishut Papua Barat Jimmy Walter Susanto di Manokwari, Sabtu mengatakan, penyediaan bibit tanaman serbaguna (multi purpose tree species) merupakan bagian dari kegiatan perbenihan tanaman hutan.
"Penyediaan dan penyaluran bibit MPTS dilakukan sepanjang tahun 2025 melalui unit-unit teknis kehutanan dan kesatuan pengelolaan hutan," kata Jimmy.
Menurut dia, penyediaan bibit MPTS serta tanaman hias tidak hanya menjawab kebutuhan rehabilitasi lingkungan, tetapi memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat melalui skema perhutanan sosial. Bibit yang diproduksi memiliki fungsi ekologis sekaligus nilai ekonomis, sehingga dapat dimanfaatkan untuk penghijauan serta pembangunan usaha berbasis kehutanan di tingkat kelompok tani hutan.
"Melalui perbenihan ini, kami tidak hanya mengejar pemulihan tutupan lahan, tapi mendorong kemandirian masyarakat mengelola sumber daya hutan secara lestari," ujarnya.
Ia menjelaskan, produksi serta distribusi bibit MPTS dilakukan oleh Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Manokwari Selatan sebanyak 9.081 batang, CDK Teluk Wondama 3.700 batang, dan CDK Fakfak 3.300 batang.
Kemudian, CDK Teluk Bintuni 6.261 batang, Balai Perbenihan dan Persemaian Tanaman Hutan (BPPTH) Papua Barat 9.921 batang, KPHP Teluk Bintuni 7.361 batang, KPHP Fakfak 3.300 batang, dan KPHL Manokwari 4.561 batang.
"Jenis tanaman MPTS atau serbaguna itu seperti, matoa, pala, kelapa, sagu, masohi, dan lainnya," kata Jimmy.
Selain itu, pihaknya telah melakukan pemasangan media informasi perlindungan hutan di tujuh kabupaten se-Papua Barat sebagai bagian dari bentuk edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Optimalisasi pelaksanaan setiap program pelestarian hutan di luar kawasan hutan negara secara berkelanjutan, tidak terlepas dari kontribusi dan peran aktif dari masyarakat lokal setempat.
"Kemungkinan anggaran untuk tahun depan mengalami pengurangan. Tentu ini berdampak pada jumlah program kegiatan yang akan kami kerjakan," ucap Jimmy.


