Dua PTKI di Metro Lampung sambut Program Riset Kolaboratif MoRA The Air Funds

Update: 2025-10-27 12:19 GMT

Sosialisasi Program Riset MORA The Air Fund, di Lampung, beberapa waktu lalu

Para dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dengan PTKIS, bahkan dengan PTN dan Ma’had Aly dapat berkolaborasi melakukan riset dengan pendanaan Program MoRA The Air Funds. Hal itu dikatakan Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (PUSPENMA) Sekretariat Jenderal Kemenag Ruchman Basori pada acara Sosialisasi Program Riset Kolaboratif MoRA The Air Funds di Universitas Ma’arif Lampung (UMALA), beberapa waktu lalu.

“Peningkatan riset, percepatan hilirisasi riset, serta kolaborasi antara perguruan tinggi, dunia usaha dan industri untuk menciptakan solusi berbasis bukti. Ini mendorong kesejahtertaan masyarakat dan mendukung visi Indonesia Emas 2045, yang menjadi isu strategis riset 2025-2029,” terang Ruchman dikutip dari keterangan tertulis.

Ruchman juga menambahkan, soal tema riset diharapkan fokus pada dukungan terhadap pembangunan nasional, seperti penurunan kemiskinan, peningkatan SDM, dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, yang tercantum dalam RPJMN 2025-2029.

Para dosen di dua kampus Peruruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), yaitu Universitas Ma’arif Lampung (UMALA) dan UIN Jurai Siwo Lampung (JUSILA) tampak antusias agar mendapatkan dana riset kolaboratif MoRA The Air Funds Tahun 2025. “Mereka ingin ikut ambil bagian dalam riset MoRA The Air Funds. Anggaran dari mulai 500 juta hingga 2 milyar rupiah,” ungkapnya.

Seperti diketahui Kementerian Agama melalui PUSPENMA bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) selama 3 tahun berturut-turut (2024-2026) mendapatkan anggaran per tahun Rp 50 miliar. Para dosen berjihad intelektual melakukan penelitian dengan empat pilihan.

“Bidang-bidang itu adalah bidang sains dan teknologi dengan maksimal pendanaan Rp 2 miliar; social humaniora, ekonomi dan lingkungan, serta kebijakan agama dan pendidikan dengan masing-masing pendanaan Rp 500 juta,” papar Ruchman.

“Riset harus menjadi tradisi para dosen, karena bukan semata-mata kepentingan individu para dosen tetapi juga kepentingan pengembangan PT dan Kementerian Agama,” tambahnya.

Program riset bergengsi untuk para dosen Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) ini telah diumumkan pada tanggal 13 Oktober 2025 lalu. Kemudian mulai submit proposal pada 23 Oktober sampai dengan 7 November 2025, melalui aplikasi: eRISPRO - LPDP.

Rektor UMALA Agus Setiawan mengatakan setidaknya akan siapkan 3 kelompok periset, untuk memulai langkah awal. Diharapkan ada yang lolos mendapatkan pendanaan agar para dosen semangat untuk melakukan penelitian.

“Kami UMALA sudah sekian lama mendapatkan dampak program-program Kemenag, salah satunya adalah program beasiswa 5.000 doktor dan sekarang Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB),” kata Agus.

Sementara itu, Rektor UIN Jurai Siwo Lampung Ida Umami mengajak para dosen UIN tidak lelah melakukan riset, termasuk yang didanai dengan anggaran kolaborasi Kemenag-LPDP. “Saya berharap kita saling berkolaborasi baik sumber daya manusia maupun antar disiplin ilmu sebagaimana karakter pendanaan riset MoRA The Air Funds ini,” paparnya.

MoRA The Air Funds adalah program yang strategis dan menjadi wasilah bagi para dosen mendapatkan pendanaan yang besar. “Melalui sosialisasi MoRA The Air Funds kita tunjukan bahwa UIN JUSILA terdepan dalam melakukan penguatan riset lintas sektor dan lintas keilmuan”, katanya. (Suw/Ter)

Similar News