Forkabi deklarasikan "Jaga Kampung"

Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) mendeklarasikan "Jaga Kampung" untuk merespon aksi anarkis di Jakarta yang terjadi dua pekan lalu.

By :  Widodo
Update: 2025-09-20 13:40 GMT

Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) mendeklarasikan "Jaga Kampung" di sebuah hotel kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat, Sabtu (20/9/2025), untuk merespon aksi anarkis yang pecah di Jakarta beberapa waktu lalu. ANTARA/Risky Syukur

Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) mendeklarasikan "Jaga Kampung" untuk merespon aksi anarkis di Jakarta yang terjadi dua pekan lalu.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Forkabi Abdul Ghoni dalam deklarasi yang dilaksanakan di Kemanggisan, Jakarta Barat, Sabtu, mengecam keras anarkisme yang merusak sejumlah fasilitas umum di Jakarta itu.

"Anggota Forkabi di Jabodetabek itu ada 190 ribu lebih. Hari ini kita deklarasi 'Jaga Kampung' karena kami tidak mau lagi terulang kejadian seperti 2 minggu yang lalu, kerusuhan yang begitu masif," kata Abdul.

Abdul juga meyakini bahwa para dalang aksi anarkis bukan berasal dari Jakarta. Sedangkan fasilitas umum yang dirusak para perusuh, seperti halte itu dibangun dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang berasal dari pajak warga Jakarta.

"Bukan. Karena orang Jakarta itu uangnya dipakai untuk APBD. Pasti orang lain, orang luar, bukan orang Jakarta. Saya enggak tahu tuh masyarakatnya darimana," katanya.

Intinya Forkabi tidak mau kerusuhan seperti itu terulang lagi di Jakarta. "Kalau terjadi lagi, Forkabi ambil bagian dalam pengamanan Jakarta," kata Abdul.

Sesuai instruksi Gubernur Pramono Anung, Forkabi pun berkomitmen siap bekerjasama dengan pemangku kebijakan di wilayah, utamanya melalui Sistem Keamanan Keliling (Siskamling).

Forkabi akan berkolaborasi kepada kelurahan, kecamatan dan wali kota. Tentu ini tidak bisa, tidak bisa sendiri atau Forkabi saja, tetapi harus berkolaborasi.

"Sehingga itu kalau kita berkolaborasi, saya yakin gampang mendeteksinya (penyusup penyebab aksi anarkis)," kata Abdul.

Abdul juga menegaskan bahwa menyampaikan pendapat melalui aksi unjuk rasa adalah hak setiap warga negara, termasuk warga Betawi.

Menurut orang Betawi pun ikut demo, tapi tidak merusak. "Walaupun saya tinggal di Cipete, kemarin ada pos polisi yang di Antasari dibakar. Kita tanya sama Pak RT-nya, sama masyarakat situ, enggak ada yang tahu yang bakar siapa," kata Abdul.

Abdul meminta pemerintah untuk memperketat konsolidasi dan pengawasan di wilayah-wilayah penyangga untuk mengantisipasi terjadinya aksi anarkis.

Karena itu harus ada koordinasi dan jangan sampai ada penyusup masuk yang tidak terdeteksi. "Kan kemarin juga itu masuknya dari Bekasi lah, dari Tangerang lah, darimana saja masuk," katanya.

Jakarta sudah bagus dan gubernurnya sudah bagus sehingga jangan sampai dirusak. "Kalau ada orang lain yang akan merusak Jakarta, Forkabi ambil bagian dalam mengatasi ini," katanya.

Sekretaris Jenderal DPP Forkabi, Syarif Hidayatullah mengatakan bahwa deklarasi hari ini menjadi pengingat bagi seluruh warga Betawi dan warga Indonesia pada umumnya untuk menjaga keamanan wilayahnya masing-masing.

"Bahwa menjaga kampung, termasuk Jakarta, itu adalah sesuatu hal yang wajib untuk kita lakukan. Karena kita semua harus bertanggung jawab terhadap keberadaan dan keamanan negara kita," kata Syarif.

Menurut dia, orang Betawi tak punya kampung lain selain Jakarta dan sekitarnya sehingga penting untuk dijaga keamanannya.

"Karena menurut saya, orang Betawi kan enggak punya kampung untuk kembali ya. Kita punya kampung hanya di sini. Kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi?," kata dia.

Tags:    

Similar News