Gus Ipul jenguk santri Haical, penanganan korban jadi prioritas Pemerintah

Update: 2025-10-10 08:19 GMT

Mensos Gus Ipul mengujungi Syehlendra Haical Aditya, santri korban runtuhnya Ponpes Al-Khoziny, di RSUD R.T. Notopuro, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (10/10/2025).

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengunjungi Syehlendra Haical Aditya, santri korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran, di RSUD R.T. Notopuro, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (10/10/2025).

Gus Ipul tiba di rumah sakit sekitar pukul 08.15 WIB dan langsung menuju ruang HCI tempat Haical dirawat. Ia berbincang sekaligus memberikan semangat kepada Haical yang harus menjalani amputasi akibat luka infeksi setelah tertimbun reruntuhan bangunan.

“Kamu dapat salam dari Presiden, Presiden memberikan perhatian, memberikan atensi, makanya yang kerja keroyokan dari berbagai Kementerian, untuk mendukung Haical supaya cepat sehat,” kata Gus Ipul kepada Haical.

Sebelumnya, Gus Ipul turut menyaksikan langsung proses evakuasi Haical oleh tim SAR, Rabu (1/10/2025). Haical yang tertimbun selama dua hari berhasil diselamatkan dalam keadaan hidup.

“Saya bisa menjenguk kembali Haical, di mana pada waktu itu hari ke-3, hari Rabu, tepatnya saya pas bersama Ibu Kadinsos Provinsi, Pak Wagup, dan Kepala Basarnas menyaksikan secara langsung evakuasi terhadap Haical ini,” ujar Gus Ipul usai menjenguk Haical.

Menurutnya, Haical merupakan salah satu korban luka berat yang memerlukan penanganan dan perawatan khusus. “Saya melihat layanan di rumah sakit ini cukup bagus, ditangani oleh dokter-dokter yang profesional, dan terus mengikuti perkembangan dari kesehatan saudara atau anak kita, adik kita Haical,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Gus Ipul menyampaikan bahwa Kementerian Sosial terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam memberikan dukungan kepada para korban. “Sampai sekarang kita juga terus mendampingi, secara bersama-sama pada seluruh keluarga yang masih menunggu identifikasi yang dilakukan oleh Polda Jatim,” ujarnya.

Ia menjelaskan, ada tiga tahapan dalam penanganan korban runtuhnya bangunan pondok pesantren tersebut. “Pertama adalah tahap evakuasi dan kedaruratan, saya ingin berterima kasih juga tim evakuasi, Basarnas, BNPB, Kepolisian, TNI telah bekerja dengan baik pada masa-masa evakuasi dan masa-masa kedaruratan,” jelasnya.

Setelah tahap kedaruratan, lanjutnya, dilanjutkan dengan masa rehabilitasi dan rekonstruksi. “Rehabilitasi itu yang pertama difokuskan kepada korban-korban yang sekarang masih memerlukan perhatian bersama. Baik itu korban luka berat maupun luka sedang dan luka ringan,” urainya.

Jumlah korban tercatat sebanyak 74 orang luka ringan, 24 orang luka berat, dan 63 orang meninggal dunia. “Nah semua ini tentu kita akan terus didampingi terus ya, untuk sama-sama kita lakukan rehabilitasi, baik rehabilitasi medis maupun rehabilitasi sosial,” ujarnya.

Gus Ipul menambahkan, perhatian pemerintah tidak hanya berhenti pada penanganan medis, tetapi juga meliputi perlindungan sosial dan pemberdayaan keluarga korban. “Kita akan mendampingi keluarga terutama bagi keluarga yang putranya itu cukup mengalami luka berat sampai ada amputasi atau juga luka-luka lain yang memang memerlukan pendampingan sampai nanti tentu pemberdayaan, jadi segala kebutuhan-kebutuhannya ini sesuai arahan Presiden, akan didukung sepenuhnya,” tambahnya.

Bangunan musala Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran ambruk, Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB, saat para santri menunaikan salat Ashar. Diduga, pengecoran lantai atas yang dilakukan sebelumnya membuat pondasi tak mampu menahan beban, sehingga bangunan runtuh dan menimpa para santri.

Penulis: Rizky Rian Saputra/Ter

Similar News