Kerajinan limbah kertas Desa Tegal Maja Serang bidik pasar ekspor

Kerajinan tangan berbahan dasar limbah kertas industri hasil karya para ibu rumah tangga di Desa Tegal Maja, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, berhasil menarik minat pasar mancanegara

By :  Widodo
Update: 2025-09-13 13:20 GMT

Sejumlah ibu rumah tangga sedang membuat kerajinan dari limbah kertas industri di Desa Tegal Maja, Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (13/9/2025). (ANTARA/Desi Purnama Sari)

Kerajinan tangan berbahan dasar limbah kertas industri hasil karya para ibu rumah tangga di Desa Tegal Maja, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, berhasil menarik minat pasar mancanegara dan kini membidik target menjadi desa pengekspor.


Kepala Desa Tegal Maja, Muhamad Iksan di Serang, Sabtu mengatakan, produk seperti tas, dompet, dan tempat botol minum yang awalnya dibuat sebagai solusi masalah sampah lingkungan, justru mendapat sambutan luar biasa dari warga negara asing.

"Peminatnya justru orang luar. Waktu di pameran tingkat internasional Inacraft 2025, yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), pembeli dari Belanda memborong sampai kami kehabisan stok," katanya.

Menurutnya, daya tarik utama produk tersebut adalah bahan bakunya yang ramah lingkungan dan statusnya sebagai produk buatan tangan (handmade) dari kelompok pemberdayaan perempuan di desa.

"Yang menjadi daya tarik karena ini terbuat dari kertas ramah lingkungan dan merupakan hasil karya ibu-ibu di Desa Tegal Maja," ujarnya.

Produk kerajinan ini dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp100 ribu hingga Rp500 ribu, tergantung pada tingkat kesulitan dan motif. Proses pembuatannya yang sepenuhnya manual tanpa mesin bisa memakan waktu hingga tiga hari untuk satu produk.

Saat ini, program tersebut telah memberdayakan sekitar 30 perempuan di desa untuk mengisi waktu luang mereka.

Setiap harinya, kelompok ini mampu memproduksi hingga 15 jenis produk bervariasi yang kemudian disetorkan dan dibayarkan oleh pemerintah desa.

"Ini menjadi salah satu peluang usaha untuk ibu-ibu di desa ini demi mencukupi kebutuhan rumah tangga," kata Iksan.

Dengan tingginya minat dari pasar luar, pihaknya optimistis dapat mewujudkan target menjadi desa ekspor yang dicanangkan oleh Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia (Kemendes PDT).

"Ke depan kami menargetkan ekspor. Kalau dari segi produk, kami sudah sangat layak untuk diekspor," tutupnya.

Tags:    

Similar News