Mensos Gus Ipul ajak LSBA kolaborasi asah keterampilan anak berkebutuhan khusus
Mensos Gus Ipul dan istri, Fatma Saifullah Yusuf saat mengunjungi LSBA di Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025).
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengajak kolaborasi London School Beyond Academy (LSBA) untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitas anak berkebutuhan khusus, terutama penyandang autisme. Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya Kementerian Sosial memperluas akses dan kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengembangkan potensi diri.
“Saya mengapresiasi lembaga pendidikan ini dan ini kita bisa kerja sama dengan Kementerian Sosial untuk mengembangkan berbagai kegiatan-kegiatan yang memberikan akses lebih luas kepada penyandang disabilitas,” kata Gus Ipul, sapaan akrabnya, saat mengunjungi LSBA di Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025).
Dalam kunjungan ini, Mensos Gus Ipul didampingi istrinya, yang juga Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemensos, Fatma Saifullah Yusuf. Turut hadir Rektor LSPR Andre Ikhsano, serta Direktur LSBA & Dekan SSNE, Crisdina.
Gus Ipul menyebut pihaknya tertarik menjalin kerja sama dengan LSBA karena kualitas karya para peserta didiknya. Bentuk sinergi, rencananya akan diwujudkan dalam pembuatan kafe atau tempat makan di lingkungan Kantor Kemensos yang akan dikelola oleh peserta didik LSBA. “Saya lihat karya-karyanya cukup berkualitas, bagus. Dan ini kalau terus ditingkatkan akan bisa memiliki daya saing yang luar biasa,” tuturnya.
Selain itu, Kemensos juga akan mengadaptasi fasilitas dan metode pengajaran LSBA untuk diterapkan di sentra-sentra milik pemerintah. “Saya lihat tenaga pengajarnya juga sudah memiliki keterampilan yang baik. Bagaimana mengajar anak-anak ini kan harus penuh empati, penuh kesabaran. Kemudian sarana-prasarananya cukup baik, berkualitas. Lingkungannya, suasana belajarnya sangat mendukung sekali,” ungkap Gus Ipul.
“Saya kira salah satunya itu kita minta pengajar-pengajar di sini (LSBA) bisa mempraktikkan pola belajar di sentra-sentra kami. Jadi kami akan bisa tiru yang baik-baik ini di sentra-sentra kami. Kami memiliki 30 sentra yang tersebar di seluruh Indonesia yang bisa nanti akan kerja sama untuk mengembangkan model-model pendidikan dan ini (LSBA) sudah standar internasional. Menurut saya ini contoh yang baik,” imbuh Mensos.
Rektor LSPR Andre Ikhsano menjelaskan bahwa LSBA dibentuk karena minimnya perguruan tinggi yang memfasilitasi pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. “Kalau di level SMA mungkin relatif cukup banyak. Jadi kita berangkat dari situ karena rasa-rasanya belum ada wadah pendidikan yang bisa mengakomodasi di tingkat perguruan tinggi bagi anak-anak berkebutuhan khusus,” jelasnya.
Andre menambahkan, tahun ini LSBA telah meningkatkan level pendidikan menjadi program sarjana terapan. “Kalau dulu itu balai keterampilan yang hanya tiga tahun, sekarang kita jadikan sarjana terapan. Jadi persis seperti sarjana-sarjana yang lain di bidang vokasi. Nanti dapat gelar juga ST, sarjana terapan,” ujarnya.
Ia berharap peningkatan level pendidikan ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan kemandirian peserta didik. Andre juga menyambut baik rencana kerja sama dengan Kemensos. “Kami happy sekali bisa menyambut Pak Menteri dan juga Ibu Mensos. Harapannya tentu kerja sama ini bisa terus berjalan. Lancar dan bisa membawa banyak manfaat,” kata Andre.
LSBA memiliki program pelatihan di berbagai bidang, antara lain teknik cetak, administrasi perkantoran, kriya, dan tata boga. Masa studi mencakup pembelajaran di kelas, praktik, serta pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK). Melalui kegiatan tersebut, para peserta didik tidak hanya menghasilkan karya, tetapi juga menumbuhkan semangat untuk menjadi individu yang produktif dan mandiri.
Dalam kunjungan ini, Gus Ipul dan Fatma meninjau dapur yang digunakan peserta didik untuk membuat roti dan kue kering. Keduanya juga mencicipi hasil karya para siswa serta melihat langsung proses pembuatan kerajinan seperti sablon, menjahit, dan mencanting batik menggunakan canting listrik.
Penulis: Rizky Rian Saputra/Ter