MenterI LH intensifkan langkah penyelamatan 15 danau prioritas
Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq memberikan arahan dalam Puncak Peringatan Hari Danau Sedunia 2025 di Jakarta, Rabu (1/10/2025) ANTARA/Prisca Triferna
Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mengatakan tengah mempersiapkan langkah untuk mengintensifkan upaya penyelamatan 15 danau prioritas nasional, mengingat sebagian besar masih belum mencapai target strategi penyelamatan yang sudah ditetapkan.
Dalam puncak peringatan Hari Danau Sedunia 2025 sekaligus Rakornas Penyelamatan Danau Indonesia di Jakarta, Rabu, Menteri LH/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif mengakui masih banyak danau di Indonesia, terutama 15 yang sudah ditetapkan sebagai prioritas nasional, berada dalam kondisi tidak baik.
"15 danau prioritas tadi yang disebutkan, seluruhnya dalam kondisi tidak baik. Angka-angka tadi, penilaian secara administratif, tetapi secara fisik 15 danau tadi benar-benar belum kita sentuh dengan kegiatan nyata yang membawa dampak real untuk perubahan 15 danau tadi," kata Menteri Hanif.
Dia merujuk kepada kondisi 15 danau prioritas yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 tahun 2021 tentang Penyelamatan Danau Prioritas Nasional yaitu yaitu Danau Toba di Sumatera Utara, Danau Singkarak di Sumatera Barat, Danau Maninjau di Sumatera Barat, Danau Kerinci di Jambi, Danau Rawa Danau di Banten, Danau Rawa Pening di Jawa Tengah, dan Danau Batur di Bali.
Selain itu Danau Tondano di Sulawesi Utara, Danau Kaskade Mahakam (Melintang, Semayang, dan Jempang) di Kalimantan Timur, Danau Sentarum di Kalimantan Barat, Danau Limboto di Gorontalo, Danau Poso di Sulawesi Tengah, Danau Tempe di Sulawesi Selatan, Danau Matano di Sulawesi Selatan, dan Danau Sentani di Papua.
Beberapa danau bahkan mencatatkan nihil perkembangan dalam implementasi program penyelamatan, seperti Danau Maninjau yang dilaporkan hasil nol persen dalam kategori penataan ruang, serta Danau Batur dan Tondano hanya mencapai poin terendah yaitu 50 persen dalam kategori kebijakan dan anggaran.
Di kategori penyelamatan ekosistem perairan, sempadan, dan tangkapan air, Danau Tondano kembali mencatat nilai terendah dengan poin 30 persen. Dalam kategori penerapan riset, pemantauan dan basis data, Danau Limboto dan Singkarak memperlihatkan capaian terendah dengan nilai nol persen.
Untuk kategori pengembangan sosial ekonomi, penguatan kelembagaan dan peran masyarakat, Danau Singkarak menjadi yang terendah dengan capaian 33 persen.
Secara khusus Hanif menyoroti hampir seluruh danau di Pulau Jawa berada kondisi mengkhawatirkan. Mulai dari adanya masalah sedimentasi, penggunaan keramba yang tidak terkontrol, dan masuknya spesies invasif yang menekan populasi satwa endemik.
Kondisi itu, katanya, membuat penurunan kapasitas dan kualitas daya dukung serta daya tampung danau menurun yang dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar.
Untuk itu dia memastikan akan mengambil respons cepat setelah rapat koordinasi yang dilakukan hari ini. Berkaca dari pengalaman yang dibagikan oleh para pakar, pihaknya akan memberikan waktu satu bulan kepada para pemangku kepentingan dari Kementerian/Lembaga (K/L) dan pemerintah daerah untuk memaparkan rencana strategis penyelamatan 15 danau prioritas tersebut.
Dia memastikan KLH/BPLH akan melakukan koordinasi untuk memastikan rencana aksi tersebut dapat diimplementasikan di lapangan.
"Kita minta disusun rencana konkret, saya minta waktu sebulan dari sekarang. Rencana aksi ini harus segera kita bicarakan di level expert nasional untuk mendapat review dari semua kementerian terlibat, sehingga langkah aksinya tidak hanya seremoni," kata Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq.