OJK: Perekonomian Sulsel melambat di 2025
OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Mochammad Muchlasin sebut perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel) triwulan II-2025 tumbuh 4,94 persen.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin bersama Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) Financial Expo (FinExpo) 2025 yang digelar OJK Sulselbar bersama Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Sulselbar di Makassar, Sabtu (4/10/2025). ANTARA/HO-Humas Pemkot Makassar
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) Mochammad Muchlasin perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan II-2025 tumbuh 4,94 persen, namun sedikit melambat dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih menjadi basis perekonomian dengan kontribusi 24,27 persen," ujarnya pada Financial Expo (FinExpo) 2025 yang digelar OJK Sulselbar bersama Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Sulselbar, di Makassar, Sabtu (4/10).
Sementara itu, dijelaskan sektor jasa keuangan menunjukkan kinerja positif dengan peningkatan aset perbankan sebesar 5 persen, mencapai Rp229 triliun, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 6,44 persen, dan penyaluran kredit naik 4,16 persen.
Di sisi pasar modal, jumlah investor di Sulsel meningkat 17,37 persen dengan lebih dari 343 ribu single investor identification (SID), serta nilai transaksi mencapai Rp16,29 triliun.
"Perusahaan pembiayaan, asuransi, dan dana pensiun di daerah ini juga mencatatkan pertumbuhan signifikan," ujarnya.
Muchlasin menambahkan, upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan terus dilakukan OJK bersama Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan seluruh industri jasa keuangan.
Salah satunya melalui Financial Expo (FinExpo) 2025, sebagai rangkaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang digelar OJK Sulselbar bersama Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Sulselbar.
Kegiatan FinExpo dirancang bukan hanya sebagai pameran, melainkan juga ruang interaktif dengan berbagai kegiatan edukasi, business matching, hingga hiburan masyarakat.
Di sini masyarakat bisa langsung membuka tabungan, mengakses pembiayaan, hingga mengenal produk keuangan digital.
"Momentum ini, kami harap bisa menjadi ajakan bagi seluruh pihak untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, serta mengoptimalkan peran sektor jasa keuangan sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi daerah," ujar Muchlasin.