Pemkot resmi luncurkan angkutan pelajar gratis "Jempol"

Update: 2025-10-24 14:10 GMT

Foto: Kurniawati/Radio Elshinta

Pemerintah Kota Magelang Jateng resmi meluncurkan program angkutan gratis Jempol atau Jemput Pelajar Kota Magelang. Untuk tahap awal disediakan 27 unit angkot eksisting yang telah memenuhi syarat teknis dan administrasi.

Untuk jam operasional disesuaikan dengan aktivitas belajar yakni pukul 05.30 sampai 07.00 dan 13.30 - 15.00 wib. "Jam operasional menyesuaikan dengan jam keberangkatan dan kepulangan pelajar," ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Magelang Jateng, Candra Wijatmiko Adi di sela-sela peresmian angkutan pelajar gratis Jempol, di terminal Tipe C, Magersari, Jumat (24/10), seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Kurniawati.

Candra mengatakan, seluruh armada beroperasi dengan sistem swakelola, bekerja sama dengan organisasi kemasyarakatan yang menaungi penyelenggaraan angkutan umum perkotaan. Biaya operasional harian sebesar Rp144.000 per unit sepenuhnya ditanggung oleh Pemerintah Kota Magelang melalui APBD, dengan total anggaran mencapai sekitar Rp280 juta. Ditambah dukungan CSR senilai Rp 108 juta dari Bank Jateng, Bank Magelang dan TKL.

Tentang rute akan menggunakan rerouting atau lebih spesifik kepada rute-rute arah sekolah yang ada di Kota Magelang baik SD, SMP, maupun SMA sebanyak 8 rute.

Candra berharap, dengan angkutan pelajar gratis, maka masyarakat kembali naik angkutan umum, untuk mengurai kemacetan yang sering terjadi di jam-jam sekolah.

Sementara itu, Walikota Magelang Damar Prasetyono

menyampaikan, program ini Jempol bukan sekadar kebijakan transportasi, tetapi juga jawaban atas tantangan sosial yang dihadapi kota kecil ini. Pemkot ingin anak-anak pelajar bisa berangkat dan pulang sekolah dengan aman, mudah, dan tanpa terbebani biaya transportasi.

Menurut Damar, dalam lima tahun terakhir, jumlah angkutan umum di Magelang menurun drastis hingga hanya tersisa 146 unit pada 2024. Di sisi lain, kendaraan pribadi meningkat tajam sehingga rasio kepadatan jalan mencapai 88,38 persen. "Kondisi ini memperburuk kemacetan, polusi, dan biaya hidup keluarga," katanya.

Program “Jempol” dihadirkan sebagai solusi atas permasalahan transportasi yang timbul. Setiap armada dilengkapi stiker khusus dan perangkat GPS, agar pergerakannya bisa dipantau oleh Dinas Perhubungan (Dishub). Setelah jam sekolah, angkot tetap boleh melayani penumpang umum, sehingga aktivitas ekonomi pengemudi tetap berjalan.

Damar menekankan, agar seluruh armada bersih, bebas rokok, termasuk sopir tidak diperbolehkan merokok.

Adanya angkutan pelajar gratis, disambut antusias oleh alangan pelajar. salah satunya Panji, siswa SMPN 5 yang tinggal di perumahan Korpri Ngembik. "Sangat membantu karena bisa langsung naik angkutan gratis sampai rumah, tidak merepotkan orang tua" katanya.

Darsono, ketua Koperasi Kopata juga menyambut baik dengan adanya angkutan pelajar gratis ini. Karena sudah ada jaminan para awak angkutan bisa mendapatkan pemasukan yang tetap dari pemerintah.

"Sistemnya sewa dan dibayarkan seminggu sekali. Jadi, awak angkutan tidak risau lagi tidak mendapatkan uang di dalam situasi yang tidak menentu ini. Karena sudah sejak beberapa tahun ini, masyarakat atau pelajar enggan naik angkutan kota. Mereka lebih memilih menggunakan kendaraan sendiri seperti sepeda motor," ujarnya.

Tags:    

Similar News