Petani di Kudus sambut gembira penurunan harga pupuk bersubsidi
Pekerja tengah memindahkan pupuk Urea untuk diangkut ke truk sebelum didistribusikan ke sejumlah petani. (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif.)
Petani di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menyambut gembira kebijakan pemerintah yang menurunkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk subsidi sebesar 20 persen, yang diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani.
"Dengan biaya tanam yang semakin murah, harapannya produktivitas meningkat dan kesejahteraan petani juga demikian," ujar Ketua Kelompok Tani Tego Mulyo Wates, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Noor Ahmad di Kudus, Jumat (24/10).
Menurut dia, keputusan pemerintah menurunkan harga pupuk bersubsidi tepat, karena dengan adanya pemberlakuan HET beras dan sering kali terjadi operasi pasar, otomatis harga jual beras di pasaran terus stabil sehingga petani tidak bisa menikmati kala terjadi lonjakan harga yang tinggi.
Namun, kata dia, adanya penurunan harga jual pupuk, maka bisa menjadi pemicu semangat petani untuk menanam tanaman padi karena dengan menurunnya biaya tanam, yang juga berdampak pada keuntungan yang diperoleh petani semakin besar.
Hanya saja, imbuh dia, penurunan harga pupuk bersubsidi tersebut belum bisa dirasakan petani, mengingat saat ini baru memulai pengolahan lahan dan persemaian, sehingga kebutuhan pupuk baru dimulai pada pekan kedua berikutnya.
Selain distribusi pupuk yang lancar, katanya, sejak dua tahun terakhir pasokan pupuk juga tidak ada permasalahan karena petani membutuhkan selalu tersedia dan tidak ada lagi praktik penjualan pupuk secara paket yang memberatkan petani.
Ia berharap kebijakan pemerintah tersebut juga diikuti dengan penurunan harga jual obat-obatan di bidang pertanian, karena saat ini harga jualnya masih cukup mahal.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Didik Tri Prasetyo mengakui belum menerima informasi resmi soal penurunan harga jual pupuk bersubsidi, meskipun sudah ada pemberitaannya.
Untuk penyerapan pupuk bersubsidi, hingga 24 Oktober 2025 sudah cukup tinggi karena pupuk Urea dengan alokasi 10.500 ton terserap 70,19 persen, kemudian pupuk NPK Phonska terserap 70,43 persen dari alokasi 11.000 ton, ZA terserap 1,54 persen dari alokasi 404,4 ton, dan pupuk Organik terserap 57,34 persen dari alokasi 250 ton.
Dengan diturunkannya harga jual pupuk maka harga Urea turun dari Rp2.250 menjadi Rp1.800 per kilogram, sementara NPK dari Rp2.300/kg menjadi Rp1.840/kg.
Sedangkan ZA khusus tebu dari Rp1.700/kg menjadi Rp1.360/kg, dan pupuk organik dari Rp800 menjadi Rp640/kg.