PP PERSIS dukung pemberian gelar Pahlawan untuk Soeharto
Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS) menyatakan dukungan terhadap usulan pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk Presiden ke-2 RI Soeharto.
Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.
Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS) menyatakan dukungan terhadap usulan pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk Presiden ke-2 RI Soeharto. Dukungan ini disampaikan Ketua Bidang Garapan (Bidgar) Siyasah dan Kebijakan Publik PP PERSIS, Muslim Mufti.
Dia menilai, Pak Harto memiliki jasa besar bagi bangsa Indonesia. “Sepanjang hidupnya, pengabdiannya untuk kepentingan bangsa dan negara. Beliau dengan gigih melakukan perjuangan kemerdekaan, di mana Soeharto berperan sebagai perwira militer yang aktif berjuang mempertahankan kedaulatan Indonesia dari tentara Belanda,” ujar Muslim, dalam keterangan yang diterima redaksi elshinta.com, Jumat (7/11/2025).
Menurut Muslim, kiprah Soeharto dalam sejarah perjuangan bangsa tidak bisa dipandang sebelah mata. “Beliau menjabat sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) sejak 5 Oktober 1945,” jelasnya.
Dia melanjutkan, Soeharto juga memiliki peran penting dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 pelaksana lapangan utama yang memimpin pasukan dari sektor barat untuk menyerbu Kota Yogyakarta. “Meskipun ia tidak menjadi satu-satunya tokoh penting dan inisiator utama serangan tersebut,” kata Muslim.
Pada saat itu, lanjutnya, Soeharto berpangkat Letnan Kolonel dan menjabat sebagai Komandan Wehrkreise III. “Ia berperan krusial dalam mengatur dan melaksanakan strategi militer yang telah direncanakan sesuai dengan instruksi yang diterimanya,” imbuh Muslim.
Muslim juga mengungkap kiprah Soeharto dalam menumpas Gerakan 30 September 1965 (G30S) dan memulihkan keamanan nasional. “Selanjutnya Pak Harto juga berhasil menyelamatkan bangsa dan negara sekaligus memulihkan keamanan dan ketertiban dari Gerakan 30 September 1965,” ujarnya.
Sebagai presiden, Soeharto dinilai berhasil menanamkan fondasi pembangunan nasional. “Beliau dengan meletakkan konsep Trilogi Pembangunan yang menekankan stabilitas, pertumbuhan, dan pemerataan,” kata Muslim.
Muslim menilai, kekuatan utama kepemimpinan Soeharto terletak pada konsistensinya menjaga stabilitas nasional dan mendorong pembangunan jangka panjang. “Nilai-nilai seperti disiplin, keberlanjutan kebijakan, dan fokus pada hasil masih relevan diterapkan dalam konteks pembangunan Indonesia,” ungkapnya.
Salah satu contoh nyata gagasan besar Soeharto, lanjut Muslim, adalah program Inpres Desa Tertinggal (IDT). Dia memandang, IDT adalah program utama pengentasan kemiskinan yang dicanangkan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Tujuan utamanya untuk mempercepat dan memperluas upaya mengatasi kemiskinan di desa-desa tertinggal di seluruh Indonesia dengan memberikan bantuan modal usaha langsung kepada kelompok masyarakat miskin.
“Program ini dipandang sebagai upaya yang cukup efektif dalam mengatasi kemiskinan di beberapa daerah, meski pelaksanaannya juga menghadapi tantangan dan kritik terkait koordinasi serta potensi kegagalan di lapangan,” tambah Muslim.
Selain itu, Soeharto juga berjasa dalam lahirnya sistem perbankan syariah di Indonesia. “Soeharto berperan dalam proses lahirnya perbankan syariah di Indonesia, dengan adanya Bank Muamalat Indonesia, bank syariah pertama di Indonesia,” katanya.
Muslim menegaskan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pendahulunya. “Sebagai bangsa yang berjiwa besar, tidak boleh melupakan sejarah dan jasa beliau. PP PERSIS sangat mendukung memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada almarhum Soeharto sebagai Pahlawan Nasional,” tegasnya.