Sekolah Rakyat jadi percontohan sekolah aman bencana nasional

Update: 2025-11-06 08:33 GMT

Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 14 Kabupaten Bandung Barat sebagai model nasional Sekolah Rakyat Aman Bencana (SRAB) digelar selama dua hari, Selasa–Rabu (4–5/11/2025), 

Kementerian Sosial RI melalui Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung menetapkan Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 14 Kabupaten Bandung Barat sebagai model nasional Sekolah Rakyat Aman Bencana (SRAB).

Kegiatan simulasi SRAB yang digelar selama dua hari, Selasa–Rabu (4–5/11/2025), menjadi bentuk pembelajaran langsung bagi siswa dan pengelola Sekolah Rakyat dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Kepala BBPPKS Bandung Iyan Kusumadiana menegaskan, simulasi ini bertujuan memastikan seluruh civitas Sekolah Rakyat memiliki kesiapan menghadapi situasi darurat.

“Kami ingin memastikan bahwa ketika bencana terjadi, civitas Sekolah Rakyat mampu bertindak cepat, tenang, dan sesuai prosedur penyelamatan. Kesiapan adalah kunci untuk mengurangi risiko korban,” ujar Iyan.

Program ini menjadikan SRMA 14 sebagai sekolah percontohan yang diharapkan dapat direplikasi di 166 titik Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia, terutama di wilayah rawan bencana alam maupun sosial.

Iyan menjelaskan, kesadaran terhadap ancaman bencana harus terus dibangun, mengingat Indonesia termasuk negara dengan tingkat risiko bencana tinggi seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan kebakaran. Sektor pendidikan pun menghadapi ancaman serupa, termasuk di 166 Sekolah Rakyat rintisan dengan tingkat kerentanan yang beragam.

Sebagai langkah antisipasi, Kemensos bersama mitra strategis menyusun Panduan Sekolah Rakyat Aman Bencana (SRAB). Panduan ini berisi arahan praktis untuk memetakan potensi bahaya, menilai risiko, serta menyiapkan langkah pencegahan dan penanganan darurat agar kegiatan belajar tetap aman di segala kondisi.

Penyusunan dan pelaksanaan panduan tersebut melibatkan berbagai pihak, di antaranya BNPB, BMKG Bandung, UNICEF, YKMI, IPSPI, Rumah Zakat, Yayasan Adaptasi Bencana Indonesia (YABI), Disaster Management Centre Dompet Dhuafa (DMC DD), Tagana, PREDIKT, dan Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI).

Simulasi ini menjadi implementasi perdana setelah penandatanganan resmi Panduan Pelaksanaan Sekolah Rakyat Aman Bencana (PPSRAB) oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf.

Kegiatan juga melibatkan berbagai unit teknis Kemensos seperti Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Direktorat PSKBSNA, Biro Perencanaan, Pusdatin, serta dukungan lintas instansi dari Pemprov Jawa Barat, Pemkab Bandung Barat, BPBD, Damkar, Basarnas, Puskesmas Jayagiri, Polsek dan Koramil Lembang, hingga relawan lokal.

Simulasi ini merupakan tahapan kedelapan dari rangkaian kegiatan kesiapsiagaan SRAB yang telah berjalan sejak September 2025. Rangkaian tersebut mencakup diskusi lintas pemangku kepentingan, penyusunan dan sosialisasi panduan, pemetaan risiko, bimbingan teknis, rapat koordinasi terpadu, hingga gladi bersih dan pengecekan jalur evakuasi.

Kegiatan dimulai dengan safety briefing, dilanjutkan skenario gempa yang memicu kebakaran, proses evakuasi mandiri, pendirian shelter, serta koordinasi lintas sektor untuk layanan psikososial, logistik, pemadaman, dan pertolongan pertama.

Perwakilan Basarnas mengapresiasi sinergi antarinstansi yang membuat simulasi berjalan realistis dan edukatif. Tim penilai dari BPBD, Dinas Sosial, Damkar, Puskesmas Jayagiri, dan unsur TNI-Polri juga memberikan rekomendasi teknis untuk penyempurnaan jalur evakuasi, titik kumpul aman, serta kesiapan alat pemadam dan komunikasi darurat.

Kegiatan ditutup dengan demonstrasi penggunaan alat pemadam api ringan (APAR), edukasi pertolongan pertama, dan pemeriksaan kesehatan bagi seluruh peserta simulasi.

Penulis: Rizki Rian Saputra/Ter

Similar News