Wamen LH ingatkan upaya keberlanjutan fondasi masa depan industri
Wamen LH Diaz Hendropriyono memberikan arahan dalam Environmental and Social Innovation Awards (ENSIA) 2025 di Jakarta, Selasa (16/9/2025) ANTARA/HO-KLH
Wakil Menteri Lingkungan Hidup (Wamen LH) Diaz Hendropriyono mengingatkan bahwa upaya keberlanjutan (sustainability) bukanlah beban bagi dunia usaha tapi merupakan fondasi masa depan industri.
"Perusahaan tidak bisa lagi memandang sustainability sebagai beban tambahan. Justru ini syarat utama agar industri bisa bertahan di masa depan. Pertumbuhan tanpa keberlanjutan itu mustahil," kata Wamen LH/Wakil Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Diaz dalam pernyataan terkonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Disampaikan saat Environmental and Social Innovation Awards (ENSIA) 2025 yang diadakan di Jakarta, Selasa (16/9), Diaz menyampaikan bahwa tantangan utama para pemimpin bisnis saat ini adalah menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan.
Apalagi mengingat bahwa dunia saat ini sedang menghadapi risiko nyata akibat perubahan iklim, dengan suhu rata-rata global mencapai temperatur tertinggi dan diperkirakan dapat berlanjut pada 2026.
"Kalau kita terus business as usual, 2050 nanti bisa ada 2.000 pulau di Indonesia yang tenggelam karena kenaikan permukaan laut," jelasnya.
Untuk merespons hal tersebut, pemerintah telah menetapkan target ambisius dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yakni 100 persen sampah terkelola pada 2029.
Serta penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen dengan upaya sendiri dan hingga 43,2 persen dengan dukungan internasional pada 2030, sesuai dengan target dokumen iklim Enhanced Nationally Determined Contributions (NDCs) milik Indonesia.
Diaz menekankan bahwa inovasi perusahaan dalam teknologi hijau dan manajemen lingkungan harus dipandang sebagai peluang, bukan beban. Ia juga menyoroti pentingnya integrasi aspek keberlanjutan dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yang kini diperluas untuk menilai pengelolaan sampah dan emisi.
"Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Sektor swasta harus menjadi motor inovasi hijau agar kita bisa mencapai Net Zero Emission 2050," demikian Diaz Hendropriyono.