Harga tomat di lereng Merapi anjlok, petani mengeluh karena merugi

Para petani di lereng Gunung Merapi Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengeluh lantaran harga jual tomat di tingkatan petani anjlok drastis. Anjloknya harga hasil panen tersebut dirasakan beberapa pekan terakhir.

Update: 2025-10-13 09:20 GMT

Sumber foto: Sarwoto/elshinta.com.

Para petani di lereng Gunung Merapi Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengeluh lantaran harga jual tomat di tingkatan petani anjlok drastis. Anjloknya harga hasil panen tersebut dirasakan beberapa pekan terakhir.

Saat ini, harga jual tomat hanya di kisaran Rp2.500 hingga Rp3.000 per kilogram, jauh menurun dibandingkan harga sebelumnya yang mencapai Rp15.000 hingga Rp20.000 per kilogram.

Petani mengeluh, karena tak mendapatkan keuntungan, namun justru kerugian pendapatan yang dialami. Mereka tak mampu menutup biaya produksi yang terus meningkat. Biaya untuk pupuk, pestisida, hingga tenaga kerja disebut semakin mahal, sementara hasil panen tidak sebanding dengan harga jual di pasaran.


Demikian seperti yang disampaikan salah satu petani di Kecamatan Cepogo, Boyolali, Sumarno Jumat (10/10/2025).

Sumarno mengungkapkan, bahwa rendahnya harga tomat kali ini kemungkinan disebabkan oleh panen raya di sejumlah daerah lain. Kondisi itu membuat pasokan tomat melimpah di pasar sehingga harga jatuh.

“Kalau harga cuma Rp2.500 sampai Rp3.000 per kilo, petani jelas rugi. Biaya pupuk, obat, dan tenaga kerja sekarang mahal semua,” ujar Sumarno seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sarwoto, Senin (13/10).

Ia berharap pemerintah dapat turun tangan membantu menstabilkan harga komoditas hortikultura tersebut agar petani tidak terus merugi dan tetap semangat untuk menanam.

Tags:    

Similar News