Intan Jaya minta pemerintah pusat perhatikan `lapter` dan kemahalan harga tiket di Papua
Bupati Intan Jaya, Aner Maisini meminta Kementerian Perhubungan RI memperhatikan lapangan terbang (lapter) yang berada di delapan distrik Kabupaten Intan Jaya.
Bupati Intan Jaya, Aner Maisini meminta Kementerian Perhubungan RI memperhatikan lapangan terbang (lapter) yang berada di delapan distrik Kabupaten Intan Jaya.
Pasalnya, layanan transportasi di Intan Jaya hanya bisa dijangkau dengan transportasi udara ke semua daerah dalam melayani masyarakat dan pembangunan.
Bupati Aner Maisini menjelaskan, bahwa di Kabupaten Intan Jaya ada 13 lapangan terbang (Lapter) yang tersebar pada delapan distrik sehingga sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat.
“Saya bersama dinas perhubungan telah melakukan audiensi dengan Kementerian Perhubungan RI di Jakarta terkait Lapter ini. Dari 13 lapter itu diterbangi pesawat, dua lapter diterbangi pesawat jenis Caravan yaitu Distrik Bilorai dan Homeyo, sedangkan bandara lainnya di layani pesawat kecil sehingga perlu perhatian dari pusat,”jelas Bupati Intan Jaya, Aner Maisini setelah mengikuti Rapat Koordinasi Wilayah Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IX dan X Tahun 2025 di Hotel Horison Sentani, Senin (17/11/2025).
Bupati Aner Maisini mengungkapkan, semua bandara yang ada di Kabupaten Intan Jaya merupakan aset dari missionaris dan belum ada yang di bangun oleh pemerintah. Sedangkan untuk bandara Bilorai sudah terdaftar di Kementerian Perhubungan, tetapi kami berharap hendaknya ada bantuan dari perhubungan untuk memperbaiki runway (landasan penerbangan) supaya pesawat Caravan bisa melayani dengan baik.
“Kabupaten Intan Jaya hanya bisa dilayani melalui pesawat udara, sehingga kami berharap melalui Rakor Otban ada sesuatu yang membantu masyarakat kami, terutama masalah harga tiket. Harga tiket dari Nabire ke Intan Jaya Rp3.000.000 sampai Rp4.000.000, ini sama saja harga tiket dari Nabire ke Jakarta,” ujarnya.
Bupati menyampaikan harapnya, melalui pertemuan tersebut hendaknya ada perhatian Kementerian Perhubungan terkait dengan harga tiket ke Intan Jaya. Kemudian ada subsidi dari APBN Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Provinsi Tengah bisa membantu penerbangan agar masyarakat benar-benar bisa merasakan manfaat dari penerbangan itu.
Ia menambahkan, bahwa semua wilayah Pegunungan Papua hanya bisa di layani oleh penerbangan kecil dalam melayani masyarakat. Selain itu, Bupati Aner Maisini juga menghimbau kepada pemerintah agar maspakai penerbangan memberdayakan anak asli Papua yang telah lulus pilot untuk di pekerjakan sebagai pilot.
“Banyak anak-anak Intan Jaya ada empat orang sudah jadi pilot, tetapi tidak ada peluang untuk mereka menjadi pilot pada penerbangan yang melayai di wilayah tersebut. Harusnya di utamakan putra asli daerah yang sudah lulus pilot bisa dipekerjakan pada penerbangan yang ada di Papua,” tuturnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Aman Hasibuan, Senin (17/11).