Wamentan sebut impor gula mentah dihentikan untuk sementara

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyebut akan menghentikan sementara impor gula kristal mentah (raw sugar) untuk bahan baku gula industri atau rafinasi, agar stok gula konsumsi dalam negeri dapat terserap dengan baik.

Update: 2025-09-11 14:30 GMT

Sumber foto: Antara/elshinta.com.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyebut akan menghentikan sementara impor gula kristal mentah (raw sugar) untuk bahan baku gula industri atau rafinasi, agar stok gula konsumsi dalam negeri dapat terserap dengan baik.

Ia menjelaskan, saat ini realisasi impor gula mentah sudah mencapai 70 persen dan dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk menghentikan rembesan gula rafinasi yang beredar di masyarakat.

"Keputusannya adalah kita stop dulu, bagaimana gula dalam negeri bisa terserap dengan baik," kata Sudaryono di Jakarta, Kamis.

Sudaryono menekankan bahwa keputusan ini dilakukan untuk sementara.

Namun, ia berharap bahwa ke depannya impor gula industri bisa dikurangi secara bertahap dan nantinya akan dihentikan.

Lebih lanjut, saat ini target pemerintah adalah mewujudkan swasembada pangan, termasuk gula untuk konsumsi.

"Tahun ini kan target swasembada pangan untuk kebutuhan konsumsi. Nah, industrinya pelan-pelan nanti kita harus ambil porsinya, sehingga kita betul-betul swasembada bagi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepada Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan keputusan penghentian impor gula rafinasi sementara telah dibahas dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Kamis.

Arief menyampaikan bahwa saat ini neraca gula nasional diperkirakan mencapai 1,3 juta ton hingga akhir 2025.

"Kita semua mendukung petani tebu, tidak ada (impor), dikurangi importasi yang berkaitan misalnya dengan gula rafinasi. Kalau nggak salah tadi angkanya sekitar 200 ribu ton, itu ditutup," ujar Arief.

Tags:    

Similar News