BKSDA Bali tanam pohon Serentak di Panelokam Kintamani
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali melaksanakan Upacara Guru Piduka dan Penanaman Pohon di Taman Wisata Alam (TWA) Panelokan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Sumber foto: Eko Sulestyono/elshinta.com.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali melaksanakan Upacara Guru Piduka dan Penanaman Pohon di Taman Wisata Alam (TWA) Panelokan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Kegiatan ini menjadi simbol penghormatan terhadap alam serta langkah nyata dalam upaya pemulihan ekosistem, dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, masyarakat adat, dan generasi muda Kader Konservasi BKSDA Bali.
Pelaksanaan kegiatan ini juga menandai tahap akhir dari proses penyelesaian pembongkaran bangunan kedai di kawasan TWA Panelokan dan bentuk komitmen bersama untuk mengembalikan fungsi kawasan.
Upacara Guru Piduka dan kegiatan penanaman pohon di areal bekas bangunan kedai merupakan bentuk tanggung jawab dan refleksi atas kesalahan yang pernah terjadi dalam penataan kawasan.
Melalui prosesi adat yang penuh makna ini diharapkan menjadi wujud penghormatan terhadap nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi penopang keharmonisan masyarakat dengan alam.
Upacara Guru Piduka dipimpin oleh Pemangku Desa Adat Kedisan dengan rangkaian persembahyangan bersama yang diikuti ± 80 orang.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, antara lain: Sekretaris Daerah Pemkab Bangli, Balai Taman Nasional Bali Barat, Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Wilayah Jawa Bali Nusra, Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah VIII, Balai Perhutanan Sosial Denpasar, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Unda Anyar, Kepala KPH Bali Timur, Camat Kintamani, Kapolsek Kintamani, Danramil Kintamani, Perbekel Desa Kedisan, Bendesa Adat Kedisan, Masyarakat Desa Kedisan serta Kader Konservasi Balai KSDA Bali.
Usai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan penanaman sebanyak 120 bibit pohon di area yang telah disiapkan, antara lain jenis puspa (Schima wallichii), beringin (Ficus benjamina), cemara gunung (Casuarina junghuhniana), dan ampupu (Eucalyptus urophylla).
Jenis pohon tersebut memiliki daya adaptasi tinggi terhadap kondisi kawasan dataran tinggi serta berperan penting dalam menjaga kestabilan tanah dan kesejukan lingkungan, sehingga mampu menahan terjadinya erosi.
Kepala Balai KSDA Bali, Ratna Hendratmoko, menyampaikan bahwa tema penanaman kali ini adalah Sepenuh Hati Menanam Pohon.
Tema tersebut mencerminkan semangat tulus dan kesungguhan dalam menjaga kelestarian alam melalui tindakan nyata.
“Balai KSDA Bali berusaha menerapkan prinsip menghargai masyarakat adat, menghargai kearifan lokal, karena mereka adalah subyek pengelola, kita harus terus memperoleh dukungan dari masyarakat sekitar kawasan, dan saya percaya pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia sesuai dengan karakter bangsa indonesia. Ini adalah bagian awal dari menguatkan kebersamaan, pengelolaan kawasan konservasi yang humanis sesuai dengan karakter bangsa indonesia,” kata Kepala Balai KSDA Bali, Ratna Hendratmoko, Jumat (14/11).
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Bangli mengapresiasi langkah BKSDA Bali yang tidak hanya fokus pada konservasi ekologi, tetapi juga mengedepankan pendekatan budaya dan partisipasi masyarakat.
“Baik Sekala maupun Niskala telah kita laksanakan dengan BKSDA Bali, dan kami mengapresiasi sepenuhnya atas langkah-langkah yang sudah dilalui oleh BKSDA Bali, karena pelestarian alam akan lebih kuat jika dilakukan bersama-sama dengan nilai-nilai kearifan lokal,” kata Sekda Pemkab Bangli seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Eko Sulestyono, Jumat (14/11).
Melalui kegiatan ini, BKSDA Bali menegaskan pentingnya pelestarian sumber daya alam yang berlandaskan harmoni antara manusia dan alam, serta mendorong agar kawasan konservasi dapat menjadi ruang pembelajaran bagi masyarakat untuk menjaga bumi secara berkelanjutan.