Sampah Tangsel capai 1.000 ton per hari, PII usul penerapan PSEL
Sekretaris Pengurus Cabang Persatuan Insiyur Indonesia (PII) Kota Tangerang Selatan, Muhamad Agus Ramly menilai persoalan sampah di Tangsel
Sekretaris Pengurus Cabang Persatuan Insiyur Indonesia (PII) Kota Tangerang Selatan, Muhamad Agus Ramly menilai persoalan sampah di Tangsel karena Pemkot belum maksimal dalam pengelolaan sampah.
Pandangan itu disampaikan dalam wawancara Talk Higlight Elshinta News and Talk edisi pagi, Rabu (24/12/2025).
Ia mengatakan Kota Tangerang Selatan yang penduduknya hampir 1, 47 juta jiwa menghasilkan setiap hari rata-rata setiap hari sebanyak 800-1000 ton.
Sedangkan kapasitas Tempat Pembuangan Ahir (TPA) sampah Cipeucang hanya sekitar 400-500 ton. Menurutnya Itulah yang terjadi d iwilayah tersebut.
“Ada perbedaan memang antara kemampuan dan daya dukung yang terbatas, sementara load yang masuk melebihi,”ujar Muhammad Agus Ramly dalam wawancara yang dipandu News Anchor Asrofi.
Muhammad Agus Ramly menjelaskan, pihaknya sebagai organisasi profesi (PII) yang berada di Kota Tangerang Selatan sangat mendukung tentang bagaimana penanganan sampah seperti dengan pengelolaan sampah yaitu Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL).
Ia mengatakan pada dasarnya dengan PSEL itu bisa menyerap kebutuhan akan pengelolaan sampah yang ada di wilayah Kota Tangerang Selatan.
“Jadi yang saya dengar dan saya tahu PSEL itu akan menyerap, mengolah sampah sampai 1100 ton, nah kalau itu dilakukan mudah-mudahan nanti tertangani dengan baik,” jelas Agus Ramly.
Pada kesempatan tersebut Agus Ramly mengatakan, agar dalam pengelolaan sampah melalui PSEL tidak menimbulkan masalah baru maka pihakya akan memastikan desain (rancangan) nya agar tidak membuat dampak lingkungan baru.
Selain itu Agus Ramly menilai pengelolaan sampah melalui PSEL menjadi salah satu solusi mengatasi persoalan sampah di perkotaan. Dilihat dari sisi teknologi pengolahan sampah PSEL ini memang sangat dibutuhkan dalam wilayah perkotaan.
“Nah jadi nanti sampah tidak akan mencemari tanah, tidak harus ada pembakaran. Jadi itu yang nilai plusnya dari proyek PSEL ini,” kata Muhamad Agus Ramly.
Penulis: M. Muslichun/Ter


