Dugaan mafia kios di Pasar Pramuka, setahun sewa capai Rp80 juta

Praktik dugaan mafia kios terjadi di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur. Salah satu modusnya adalah menyewakan kios ke pihak ketiga dengan harga tinggi hingga mencapai Rp80 juta per tahun.

Ironisnya, praktik tersebut diduga telah berlangsung puluhan tahun tanpa sepengetahuan Pengelola Pasar Jaya.

Para pedagang bahkan menduga mafia kios turut memengaruhi penolakan terhadap rencana kenaikan harga sewa kios resmi dari pihak pengelola.

Salah satu penyewa, HR (49), mengatakan para pedagang justru menyambut baik rencana Perumda Pasar Jaya menaikkan harga sewa menjadi Rp425 juta per unit untuk masa sewa 20 tahun.

“Kalau dibagi 20 tahun, jatuhnya cuma sekitar Rp23 juta per tahun. Kami malah rugi karena harus bayar Rp80 juta ke pemilik lama,” ujar HR, Selasa (14/10).

Menurut HR, di Pasar Pramuka terdapat sekitar 400 kios, dan sekitar 204 kios di antaranya disewakan ke pedagang lain dengan tarif antara Rp50 juta hingga Rp80 juta per tahun.

“Mestinya masalah ini diketahui pengelola pusat. Sewa sebaiknya langsung diberikan ke pedagang aktif, bukan ke calo kios,” tambahnya seperti dilaporkan Reporter Elshinta, Heru Lianto, Rabu (15/10).

Ia berharap pengelola Perumda Pasar Jaya segera menertibkan praktik mafia kios agar program revitalisasi pasar tidak terganggu.

“Kalau pasar jadi bagus dan rapi, kami pedagang justru senang. Yang menolak itu pasti ada kepentingan lain,” ujarnya.

Sementara Manajer Humas Perumda Pasar Jaya, Fahrizal Irfan, mengaku akan menindaklanjuti laporan adanya dugaan praktik mafia kios di Pasar Pramuka.

“Kami akan lakukan pengecekan dan review. Terima kasih atas informasinya, kami akan segera tindak lanjuti,” ujarnya saat dikonfirmasi via telepon.