Pramono: Proyek PLTSa Bantar Gebang segera dimulai
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menyebutkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Bantar Gebang< Bekasi, Jawa Barat, segera dimulai.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo saat dijumpai di kawasan Jakarta Utara, Selasa (16/12/2025). ANTARA/Lifia Mawaddah Putri.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menyebutkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Bantar Gebang< Bekasi, Jawa Barat, segera dimulai.
“Untuk Bantar Gebang, kita akan segera memulai PLTSa. Sesuai dengan pembicaraan dengan Danantara pada waktu itu,” kata Pramono saat dijumpai di kawasan Jakarta Utara, Selasa.
Untuk itu, Pramono berharap 55 juta ton sampah yang saat ini, ada di Bantar Gebang secara signifikan dapat berkurang dengan dijalankannya PLTSa di kawasan tersebut.
Diketahui, pembahasan teknis kerja sama Pemerintah Provinsi Jakarta dengan Danantara terkait pembangunan PLTSa sudah disepakati.
Hal itu, kata Pramono, karena jika dibandingkan dengan daerah lainnya, Jakarta memiliki infrastruktur yang lebih siap.
Pramono tak merinci, kapan kesepakatan dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) itu disepakati, termasuk kapan proyek tersebut secara tepat akan dimulai.
Pramono menyebutkan volume sampah di Ibu Kota saat ini mencapai 7.700 hingga 8.000 ton per hari.
Selain itu, lanjut Pramono, Jakarta memiliki cadangan timbunan sampah hingga 55 juta ton di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.
Dengan ketersediaan sampah itu, Jakarta dinilai mampu menjalankan beberapa proyek PLTSa sekaligus.
Pramono pun menyebut satu PLTSa akan menghasilkan kurang lebih 35 Megawatt (MW).
Penelusuran ANTARA menyebutkan, kesepakatan mengenai pembahasan teknis kerja sama pembangunan PLTSa antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan Danantara terjadi pada Rabu (15/10), dengan beberapa skema teknis dan pembiayaan sebagai berikut.
Pertama, Danantara bertindak sebagai entitas yang berkoordinasi dan membantu dalam skema pendanaan proyek PLTSa berskala besar ini.
Kedua, dengan pasokan sampah yang melimpah, Pemprov DKI merencanakan pembangunan empat hingga lima unit PLTSa sekaligus.
Ketiga, target kapasitas per unit antara lain, input sampah per unit diperkirakan 2.500 hingga 3.000 ton per hari. Setiap PLTSa diproyeksikan mampu menghasilkan energi listrik sekitar 35 MW.
Tipping fee
Keempat, pemerintah berharap proyek ini tidak memerlukan biaya yang dibayarkan pemda ke pengelola sampah (tipping fee), jika harga tarif listrik yang dijual ke PLN mencapai standar yang disepakati, yaitu sekitar 20 sen dolar AS per per kWh.
Kelima, Danantara akan menyuntikkan dana dan mencari skema investasi yang hati-hati untuk proyek ini dan juga menarik minat dari investor serta operator internasional.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya juga telah meminta Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk membantu menangani sampah yang menggunung di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, salah satunya dengan mengkonversi sampah menjadi bahan bakar.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan sampah yang tidak bisa dikonversi lagi dan sudah menjadi gunung, akan dibakar dan dikonversi menjadi listrik.
Sedangkan beberapa jenis sampah lainnya yang masih bisa diolah lebih lanjut, akan dikonversi menjadi bahan bakar lainnya, seperti bahan bakar gas hingga kompos.


