Respon imbauan cuaca ekstream provinsi, Pemkot Bekasi tetapkan siaga darurat hidrometeorologi
Pemerintah Kota Bekasi menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi hingga 30 April 2026 sebagai langkah antisipasi peningkatan intensitas hujan dan potensi banjir pasca penetapan siaga darurat oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Sumber foto: Hamzah Aryanto/elshinta.com.
Pemerintah Kota Bekasi menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi hingga 30 April 2026 sebagai langkah antisipasi peningkatan intensitas hujan dan potensi banjir pasca penetapan siaga darurat oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Kepala Seksi Darurat dan Logistik BPBD Kota Bekasi, Wiratama Puspita mengatakan penetapan ini bertujuan memperkuat kesiapsiagaan daerah dalam merespons ancaman cuaca ekstrem yang telah diprediksi oleh BMKG.
"Pemerintah Kota Bekasi telah bergerak lebih awal. Kota Bekasi sudah menetapkan siaga darurat bencana hidrometeorologi sejak Oktober. Jadi jauh sebelum Gubernur memberikan atensi, kami sebenarnya sudah persiapan,” kata Wiratama dalam keterangannya Selasa (9/12/2025).
Ia menjelaskan, prediksi BMKG menunjukkan curah hujan tinggi terjadi pada Oktober hingga Januari, dengan puncak intensitas pada November dan Januari.
Untuk itu, BPBD Kota Bekasi bersama Basarnas dan relawan telah menggelar apel kesiapsiagaan bencana yang dilanjutkan simulasi penanganan banjir.
Ia memastikan seluruh peralatan utama seperti perahu karet, mesin tempel, dan perlengkapan evakuasi telah selesai diperiksa dan dipelihara.
“Beberapa perahu sudah kami stand-by-kan di wilayah rawan banjir seperti Jati Rasa, Jati Mekar, Jati Keramat, Teluk Pucung, Kampung Lebak, Margahayu, dan Bekasi Jaya. Personel bisa langsung bergerak cepat hanya dengan membawa mesin,” jelasnya.
Ia menambahkan, penempatan perahu di lokasi rawan dilakukan untuk mengantisipasi hambatan mobilitas ketika banjir terjadi.
"Dengan sistem tersebut, tim dapat bergerak lebih efisien menggunakan sepeda motor untuk membawa mesin perahu langsung ke titik genangan," ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hamzah Aryanto.
Kesiapan Personel Siaga 24 Jam
BPBD mengerahkan empat regu piket, masing-masing berjumlah delapan personel, yang berjaga selama 24 jam dalam tiga shift.
Secara total, BPBD memiliki 83 personel yang dapat diterjunkan sewaktu-waktu.
“Regu piket bersifat penanganan awal. Personel lainnya langsung on call jika terjadi bencana,” papar Wiratama.
Titik Kerawanan Banjir di Kota Bekasi,
Wiratama mengungkap dua sumber potensi banjir, yaitu banjir kiriman dari hulu dan banjir akibat hujan lokal.
"Banjir kiriman umumnya terjadi di sepanjang aliran Kali Bekasi, mulai dari Jati Asih, Jati Rasa, hingga Teluk Pucung dan Bekasi Utara," ujarnya.
Adapun, Banjir hujan lokal sering muncul di kawasan Nasion, Komplek IKIP, Duta Kranji, dan sekitarnya.
"Instruksi khusus juga diberikan oleh Wali Kota Bekasi untuk memonitor jalur-jalur protokol yang rawan tergenang, seperti area bawah Tol Kota Bintang, Underpass Bulak Kapal, dan Underpass belakang Pasar Baru," paparnya.
Layanan Pengaduan dan Informasi Cuaca
Saat ini kondisi Kota Bekasi masih tergolong kondusif, dengan genangan yang belum mengarah pada banjir besar.
Namun BPBD mengimbau masyarakat melapor jika menemukan potensi bahaya.
“Warga bisa langsung menghubungi 112 jika membutuhkan pertolongan. Layanan ini bebas pulsa dan aktif 24 jam,” tegas Wiratama.
BPBD juga menyediakan kanal informasi melalui Instagram BPBD Kota Bekasi dan channel WhatsApp yang rutin memperbarui data Tinggi Muka Air (TMA) Kali Bekasi, serta meneruskan peringatan cuaca ekstrem dari BMKG.