Hari Guru diwarnai aksi protes siswa SMAN 1 Babelan, Kepala sekolah beri klarifikasi
SMA Negeri 1 Babelan, Kabupaten Bekasi, pada peringatan Hari Guru Nasional mendapat sorotan setelah siswa melakukan protes terkait transparansi penggunaan dana di lingkungan sekolah.
Sumber foto: Hamzah Aryanto/elshinta.com.
SMA Negeri 1 Babelan, Kabupaten Bekasi, pada peringatan Hari Guru Nasional mendapat sorotan setelah siswa melakukan protes terkait transparansi penggunaan dana di lingkungan sekolah.
Aksi tersebut muncul sebagai bentuk keberatan siswa terhadap sejumlah iuran yang dinilai tidak jelas peruntukannya.
Seorang siswa menyampaikan bahwa pihak sekolah meminta berbagai sumbangan mulai dari pembangunan kelas, dukungan kegiatan sekolah, hingga pembangunan masjid.
Menurutnya, nominal sumbangan bervariasi dan dinilai memberatkan sebagian orang tua.
“Sumbangan kegiatan, sumbangan pembangunan kelas hingga pembangunan masjid. Nominalnya ada yang Rp200 ribu, ada juga yang di atas Rp1 juta. Kami protes karena melihat kondisi orang tua kami. Selain itu, peruntukannya pun tidak jelas. Pembangunan masjid dan kelas tidak ada perubahan,” ujar salah seorang siswa saat diwawancarai Kontributor Elshinta, Hamzah Aryanto, Rabu (26/11).
Aksi protes tersebut kemudian viral di media sosial dan mendapat perhatian publik.
Banyak murid yang turut mempertanyakan pengelolaan serta transparansi anggaran sekolah, terutama karena keluhan muncul bersamaan dengan momentum Hari Guru yang seharusnya diisi dengan apresiasi terhadap tenaga pendidik.
Menanggapi hal tersebut, Kepala SMAN 1 Babelan, Woro Sawitri, mengakui adanya pungutan di sekolah.
Namun, ia menegaskan bahwa setiap pungutan dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama komite sekolah.
“Kami punya guru honorer dan banyak kegiatan yang tidak terdanai dari anggaran yang ada seperti dana BOS. Kasihan guru-guru yang harus tetap bekerja. Karena itu, ada kesepakatan sumbangan untuk membantu kegiatan tersebut,” jelas Woro.
Pihak sekolah menegaskan siap membuka dialog dengan siswa dan orang tua untuk memberikan penjelasan lebih rinci mengenai aliran dana serta memastikan transparansi sesuai ketentuan.
Dengan mencuatnya protes di momen Hari Guru Nasional, pengelolaan anggaran pendidikan dapat dilakukan lebih akuntabel demi menghindari kesalahpahaman dan menjaga kepercayaan antara sekolah, siswa, dan orang tua.