KPAI minta Program MBG dievaluasi sikapi kasus keracunan massal

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemerintah mengevaluasi pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis menyusul maraknya kasus keracunan massal pada anak setelah menyantap hidangan MBG.

Update: 2025-09-23 15:50 GMT

Sumber foto: Antara/elshinta.com.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemerintah mengevaluasi pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis menyusul maraknya kasus keracunan massal pada anak setelah menyantap hidangan MBG.

"KPAI menyoroti berbagai peristiwa keracunan makanan yang terus meningkat, kejadiannya bukan menurun ya. Satu kasus anak yang mengalami keracunan bagi KPAI sudah cukup banyak. Artinya pemerintah perlu evaluasi menyeluruh program MBG," kata Wakil Ketua KPAI Jasra Putra saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Pihaknya sangat menyesalkan banyaknya kasus keracunan MBG di berbagai daerah.

Menurut dia, daya tahan tubuh anak berbeda dengan orang dewasa sehingga tubuh anak lebih rentan mengalami sakit.

"Saya kira pertahanan anak sekecil itu, sangat berbeda dengan orang dewasa. Kita tahu kondisi anak tidak mudah mendeskripsikan kondisi kesehatannya. Apalagi bila menghadapi keluarga yang kurang perhatian atau kurang peka terhadap kondisi anak," kata Jasra Putra.

Sementara Badan Gizi Nasional (BGN) memutuskan menghentikan sementara Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyusul kasus dugaan keracunan massal yang menimpa 301 siswa di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, pada Senin (22/9).

Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan penghentian tersebut dilakukan untuk evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang.

Dadan menjelaskan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Cipongkor tersebut tergolong baru, yang seharusnya dijalankan secara bertahap, dimulai dari beberapa sekolah sebelum diperluas.

Namun, kata dia, dapur tersebut memasak dalam jumlah besar sehingga menimbulkan kendala teknis.

"Seharusnya dimulai dari dua hingga tiga sekolah dulu sampai terbiasa. Tapi SPPG kali ini langsung dalam jumlah besar, itu yang menyebabkan kesalahan teknis,” katanya.

Tags:    

Similar News