Santri mampu berdaya melalui ketrampilan desain ikon

Update: 2025-11-11 03:47 GMT

Elshinta/ Yuniar

Digitalisasi yang terus berkembang perlu dimanfaatkan pesantren untuk meningkatkan kemandirian santrinya. Akademisi dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, Nasirul Umam, M.Ds mengatakan peningkatan keterampilan digital santri sangat penting dilakukan saat ini agar santri semakin berdaya dan salah satu upaya memperkuat kemandirian ekonomi pesantren.

"Lembaga pendidikan keagamaan seperti pesantren dapat mengintegrasikan pendidikan keterampilan dan kewirausahaan digital sebagai bagian dari pembentukan karakter santri berdikari" kata Umam saat ditemui Elshinta pada Selasa (11/11) di Semarang.

Menurut Umam ada banyak platform digital yang bisa dimanfaatkan para santri untuk mendulang cuan. Salah satunya melalui desain ikon yang kemudian desain tersebut dapat dipasarkan melalui platform digital.

"Salah satu cara yang paling sederhana adalah melalui desain ikon, Desain ikon adalah bidang yang potensial karena bisa dilakukan dengan sarana sederhana dan hasilnya bisa dipasarkan secara global,” ungkap Umam.

Lebih lanjut Umam mengungkapkan para santri dapat belajar membuat desain grafis yang sederhana hingga akhirnya dapat dijual di pasar global melalui online.

" Ini sangat menjanjikan secara kemandirian karena melalui desain ikon ini nantinya para santri dapat secara teknis belajar mulai dari teknik dasar desain grafis, kemudian diunggah melalui platform digital seperti microstock" papar Umam.

Umam mengaku telah mempraktekan desain ikon ini di salah satu pesantren yakni di Pondok Pesantren Kanzul Aitam, Welahan, Jepara pada bulan September lalu.

" Hasilnya luar biasa, Melalui praktik langsung, para santri berhasil menghasilkan beberapa set ikon tematik yang telah dipublikasikan secara daring" ungkap Umam.

Pada kegiatan yang digelar pada 6,13 dan 20 September 2025 tersebut para santri Kanz Aitam diajarkan teknik dasar desain grafis, konsep ikonografi digital, serta strategi memasarkan karya di platform microstock.

"Para santri tidak hanya memperoleh keterampilan teknis, tetapi juga pemahaman kewirausahaan digital dan peluang ekonomi kreatif, apalagi sebagian santri merupakan yatim piatu" tutur Umam.

Umam yang juga merupakan Ketua Tim Pengabdian Masyarakat FBS Unnes menekankan kegiatan ini adalah upaya mendukung implementasi Suistanable Development Goals (SDGs)

" ini merupakan komitmen UNNES dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi). Program ini memberikan akses pendidikan nonformal bagi santri sekaligus membuka peluang ekonomi kreatif di sektor digital" jelas Umam.

Sebelumnya, Tim pengabdian masyarakat dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang (FBS UNNES) melaksanakan kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Desain Grafis bertajuk “Mendulang Cuan Dollar melalui Desain Ikon” di Pondok Pesantren Kanzul Aitam, Welahan, Jepara. Program ini berlangsung dalam tiga tahap, yakni pada 6, 13, dan 20 September 2025, dengan melibatkan para santri yatim piatu sebagai peserta utama.


(Yuniar)

Similar News